Beranda Daerah Boyolali Jangkrik Ngenthir, Inilah Tarian Sakral dari Lereng Merapi- Merbabu

Jangkrik Ngenthir, Inilah Tarian Sakral dari Lereng Merapi- Merbabu

Inilah penampilan  tarian sakral Jangkrik Ngenthir dari Lereng Merapi-Merbabu  / Foto: Waskita

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM –   Kawasan lereng Gunung Merapi-Merbabu, Boyolali ternyata kaya dengan aneka tari. Salah satunya seni tari jangkrik ngentir.

Tarian ini tak sekedar hiburan rakyat, namun juga dianggap sebagai tarian sakral.

Tarian ini juga ditampilkan pada acara Ruwat Rawat Prasasti Sarungga, di Dukuh Wonosegoro, Desa Cepogo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Rabu (25/5/2022) lalu.

Adalah kelompok kesenian Sri Budi Utomo, dari Dukuh Sidotopo, Desa Cabean Kunti, Kecamatan Cepogo yang berani unjuk kebolehan.

Ada 8 orang penari, terdiri pentul tembem, dua penari sebagai lembu atau sapi dan 4 penari jaran kepang atau juga disebut jangkrikan.

Slamet Seno, sesepuh kelompok Sri Budi Utomo menjelaskan, tarian jangkrik ngentir itu diambil dari sebuah perjalanan hidup.

“Coro jowone lelakoning urip dari orang Kanung. Orang Kanung itu orang pada waktu belum mengenal peradaban maupun agama,” katanya.

Tarian jangkrik ngentir berkisah tentang perjalanan peradaban manusia dalam mencari sejating urip.

Baca Juga :  Heboh Masalah Susu di Boyolali, Giliran Komisi IV DPR RI Kunjungi KUD Mojosongo, Boyolali, Ini yang Dilakukan

Karena belum mengenal peradaban atau Tuhan, maka kehidupan masyarakat Kanung saat itu bebas tanpa aturan.

“Namun seiring perjalanan waktu, mereka ingin mencari jati diri atau Tuhan.”

Perjalanan mencari petunjuk pun bermacam-macam. Seperti memuja pohon besar, gunung, matahari dan ada pula yang melalui tarian hingga puncaknya pikirannya kosong dan kerasukan roh leluhur.

“Dalam kondisi payah itu, lalu munculah petunjuk-petunjuk atau wangsit yang sangat bermanfaat bagi orang Kanung.”

Seni tarian rakyat dengan iringan alunan bende dan kendang ini, diawali dengan kemunculan Pentul dan Tembem.

Lalu, menggembala sapi. Kemudian Pentul dan Tembem berdialog tentang kedatangan sekelompok orang dan kemudian dijemputnya.

Lalu keluarlah 4 penari jaran kembang yang dikisahkan sebagai sekelompok orang yang mencari sejating urip tersebut.

Karena tarian sakral maka sudah ada pakem gerakannya. Gerakan  ini khas dari lereng Gunung Merapi-Merbabu.

Baca Juga :  Debat Publik Pilkada Boyolali Jadi Ajang Agus-Fajar Beberkan Visi dan Misi

“Tapi setiap daerah mungkin versinya beda-beda, dengan kearifan lokal.”

Ditambahkan, kelompoknya sudah membawakan tarian jangkrik ngentir sejak sebelum tahun 1980 silam. Dan hingga kini masih dilestarikan.

“Untuk generasi penerus yang muda-muda harus terus nyambung. Ini akan terus kita lestarikan.” Waskita