SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Sragen semakin mengganas. Dalam waktu sehari tadi, jumlah kasus positif bertambah 23 ekor.
Sebaran kasus pun juga meluas dari 10 kecamatan menjadi 11 kecamatan. Data terbaru yang tercatat di dinas peternakan dan perikanan (Disnakkan) Sragen mencatat hingga Senin (30/5/2022) petang, jumlah kasus positif mencapai 82 ekor sapi.
Padahal siang harinya jumlah kasus masih tercatat sebanyak 59 ekor. Dari 82 ekor yang positif, 7 ekor dipotong dan 13 sembuh.
Tragisnya lagi, dari angka itu, ada 4 ekor sapi yang mati. Sementara dari 11 kecamatan yang terjangkit, Kecamatan Plupuh menjadi yang paling parah dengan 16 kasus, kemudian 15 kasus di Kecamatan Tanon dan 10 kasus di Kecamatan Sidoharjo.
“Sampai malam ini, total ada 82 ekor yang positif, 13 ekor sembuh, 7 dipotong dan 4 ekor mati,” papar Kabid Keswan Disnakkan, Toto Sukarno, kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Senin (30/5/2022) malam.
Sementara, dampak meluasnya wabah PMK membuat Pemkab akhirnya memutuskan menutup 6 pasar hewan yang ada di wilayah setempat.
Kepala Disnakkan Sragen, Rina Wijaya mengatakan ada 6 pasar hewan yang resmi akan ditutup mulai besok pagi, Selasa (31/5/2022).
Pasar hewan itu akan ditutup selama dua pekan ke depan atau sampai 14 Juni 2022 mendatang.
Enam pasar hewan itu antara lain Pasar Hewan Nglangon Sragen Kota, Sumberlawang, Tanon, Sukodono dan dua di Sambirejo.
“Pemerintah telah memutuskan untuk menutup 6 pasar hewan seluruh di Kabupaten Sragen. Kami juga melakukan kerjasama dengan pihak Polri untuk melaksanakan di daerah perbatasan,” paparnya kepada wartawan, Senin (30/5/2022).
Rina menguraikan dari kasus positif yang terjadi saat ini, mayoritas terpapar dari pembelian dari luar Sragen. Baik itu dari wilayah Jawa Timur, Purwodadi maupun Boyolali.
Ketika masuk di kandang itu menulari sapi lain dalam satu kandang. Kebijakan menutup pasar hewan itu dilakukan untuk mencegah penyebaran PMK yang lebih luas lagi.
Sebagai antisipasi, dinas juga akan memperketat pemeriksaan surat kesehatan hewan. Rina menyampaikan dalam masa wabah PMK, pihaknya akan lebih selektif dalam menerbitkan SK baik terhadap sapi atau ternak yang datang maupun surat perjalanan ternak yang keluar.
Kepada peternak, diimbau untuk lebih berhati- hati apabila membeli ternak dari luar. Diharapkan pula menjaga kebersihan ternak dan kebersihan hewan.
“Jangan lupa semprot disinfektan dan jangan tergiur dengan harga yang murah. Kemudian apa bila ada sapi baru dari wilayah lain pisahkan dengan sapi yang lain,” terangnya.
Pihaknya telah bekerjasama dengan dokter hewan di Sragen dan seluruh mantri hewan di kabupaten agar responsif menangani penyebaran PMK di Kabupaten Sragen. Wardoyo