JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Meluas, Wabah PMK di Sragen Meroket 4 Kali Lipat. Bupati Sebut Sudah 30 Sapi Positif Terjangkit

Ilustrasi warga menyiapkan lubang untuk memakamkan sapi yang mati mendadak secara misterius. Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Sragen terus meluas. Jika sebelumnya dua hari lalu kasus pertama hanya 7 ekor positif, kali ini melonjak hampir 4 kali lipat.

Data terbaru mencatat setidaknya 30 ekor sapi di wilayah Sragen dinyatakan positif terjangkit PMK.

Fakta itu disampaikan Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati saat memberikan sambutan dan arahan pada malam tirakatan peringatan HUT ke-276 Kabupaten Sragen di Desa Krikilan, Kecamatan Masaran, Sragen, Kamis (25/5/2022).

Ia mengatakan saat ini salah satu hal yang menjadi perhatian Pemkab Sragen adalah wabah PMK. Wabah itu berjangkit pada hewan ternak sapi, kambing dan kerbau.

“Di Kabupaten Sragen telah ada 30 ekor sapi yang telah terinfeksi penyakit PMK. Penyakit ini tidak menular ke manusia tapi sangat menular diantara sesama sapi,” papar Bupati.

Baca Juga :  Media Sragen Terkini (MST HONGKONG), Grup Pertama yang Terdaftar di Kemenkumham dan Memiliki Anggota Terbanyak di Kota Sragen

Karena penyebaran antar ternak sangat cepat, beberapa wilayah di sekitar Sragen sudah mulai menutup pasar hewan sementara waktu.

Menurut bupati saat ini Boyolali, Klaten dan Wonogiri sudah menutup pasar hewan karena temuan wabah PMK.

“Karena di sana pun sudah ada temuan ternak terindikasi PMK. Kemudian pemerintah mengambil kebijakan untuk menutup sementara pada pasar tersebut,” ujarnya.

Sampai saat ini Sragen masih membuka pasar hewan. Akibatnya semua sapi dari beberapa pasar hewan yang ditutup datang ke pasar hewan Sragen.

“Hari ini merupakan hari pasaran hewan, maka salah satu pasar hewan di Sragen yaitu pasar hewan Sumberlawang kedatangan sapi-sapi yang begitu banyak. Hal tersebut menyebabkan kita sulit untuk mengontrol. Karena tidak hanya dari luar Sragen tetapi dari Jawa Timur pun semuanya menuju ke Sragen,” urainya.

Baca Juga :  Tingkatkan Pembangunan Desa Toyogo Sragen, Blesscon Kucurkan Dana CSR

Sebagai upaya pencegahan pihaknya akan melakukan karantina terhadap 30 sapi yang terinfeksi. Sapi tersebut akan diobati.

Atas meluasnya wabah PMK, Pemkab meminta masyarakat yang memilki ternak sapi, kambing dan kerbau yang terindikasi sakit untuk tidak dijual atau dibawa ke pasar terlebih dahulu.

Sebab hal itu akan dapat menyebabkan penularan yang sangat massif kepada sapi-sapi yang lain.

Ciri-ciri penyakit tersebut yaitu dari mulutnya terlihat air liur yang berlebihan, luka disekitar mulut dan kemudian ada luka pada bagian kuku.

Gejala itu sudah mengindikasikan bahwa sapi-sapi tersebut sakit.

“Jadi apabila ada tanda-tanda seperti itu jangan menjual ternaknya maupun memotongnya karena akan berbahaya jika dikonsumsi oleh manusia,” tandasnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com