JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM –
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy meminta masyarakat tidak mudah percaya pada berita-berita di Media Sosial (Medsos) yang meragukan dan belum diketahui sumbernya dengan pasti.
Salah satunya adalah berita yang sempat ramai di medsos, yang menyebabkan penyakit hepatitis akut pada anak-anak dipicu oleh vaksin Covid-19.
Muhadjir mengatakan telah memantau perkembangan berita-berita hoax mengenai hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya.
Menurut dia berita-berita hoax mengenai penyakit baru yang menyerang anak-anak usia di bawah 16 tahun itu telah berlalulalang di media sosial. Terutama yang menyebutkan hepatitis akut disebabkan vaksin Covid-19.
Jika halnitu tidak segera direspon, kata Muhadjir Effendy, hoax tersebut hanya menyebabkan efek yang merusak di tengah-tengah masyarakat atau kontraproduktif. Oleh sebab itu, dia turut menaruh perhatian atas penyakit asal Inggris Raya itu.
“Karena memang saya menangkap di medsos sudah mulai bersileweran berita-berita hoax dikaitkan dengan vaksniasi untuk anak. Kalau ini tidak segera di-maintenance bisa menjadi kontrapdouktif untuk kita,” ucap Muhadjir saat konferensi pers daring Kementerian Kesehatan, Kamis (5/5/2022).
Muhadjir mengaku telah mengkomunikasikan kemunculan penyakit hepatitis akut itu dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin kemarin malam.
Dia meyakini, Kementerian Kesehatan akan akan sigap menangani penyakit baru ini serta informasi-informasi di dalamnya.
“Semalam saya sudah kontak-kontaan dengan Pak Menkes. Saya sangat percaya bahwa Kemenkes telah sigap mengambil langkah-langkah supaya prefentif maupun kuratif terhadap gejala hepatitsi akut ini,” ucap Muhadjir.
Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastrohepatologi Hanifah Oswari sebelumnya telah membantah hepatitis akut itu dipicu vaksin Covid-19.
Sebab, dia berpendapat, belum ada bukti yang menunjukkan langsung hubungan vaksin Covid-19 memicu hepatitis akut. Covid-19 sendiri kata dia belum terbukti langsung menjadi penyebab virus tersebut.
“Mungkin itu kejadian yang bersamaan tapi bukan sebagai penyebab langsungnya. Karena itu menghubungkan virus Covid sendiri dengan penyakitnya sendiri belum bisa ditentukan, apalagi dengan vaksin Covid nya. Karena itu berita itu perlu diluruskan,” ujar Hanifah.
Hanifah mengatakan, ada dua virus yang diduga berada di balik penyakit yang telah ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai Kejadian Luar Biasa ini, yaitu Adenovirus tipe 41, SARS-CoV-2 atau Covid-19, Cytomegalovirus atau CMV, serta Virus Epstein-Barr atau EBV.
Meski begitu, dia mengingatkan, etiologi virus itu masih belum diketahui kongkretnya, termasuk hubungan langsung virus corona membuat munculnya hepatitis akut.
Dengan demikian, dia menekankan Covid-19 belum dipastikan menjadi penyebab hepatitis akut, apalagi vaksin Covid-19.
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.















