Beranda Daerah Boyolali Mentan RI Jamin PMK Tak Ganggu Pasokan Sapi pada Idul Adha

Mentan RI Jamin PMK Tak Ganggu Pasokan Sapi pada Idul Adha

Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo secara simbolis memberikan obat ternak sapi yang terserang PMK kepada Bupati Boyolali, M Said Hidayat / Foto: Waskita

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo menjamin wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak sapi tidak akan berpengaruh pada Idhul Adha.

Pasalnya, produktivitas ternak bebas PMK masih sangat besar.

“Daging ternak yang terpapar PMK juga masih bisa dikonsumsi manusia. Kami jamin Idul Adha tidak ada pengaruhnya,” katanya saat kunjungan kerja ke Boyolali, Jumat (13/5/2022).

Dijelaskan, produktivitas ternak sapi di Indonesia sangat besar. Sedangkan ternak sapi yang dipotong berkisar antara 6-10 persen dari populasi.

“Paling hanya 1,7 juta ekor untuk kebutuhan Idul Adha. Diambil saja yang baik-baik. Jadi PMK tidak boleh mengusik Idul Adha.”

Pihaknya juga meminta masyarakat tidak panik terkait munculnya wabah PMK pada ternak sapi. Penanganan tepat PMK dengan suntikam vitamin dan antibiotik dinilai berhasil mempercepat penyembuhan Penyakit tersebut juga dipastikan tidak menular pada manusia.

“Memang ada PMK, tapi banyak yang sembuh. Saya habis dari Aceh, ada temuan sapi yang mati tapi setelah dikonfirmasi bukan PMK. Saya lega dengan tindakan cepat di Klaten dan Boyolali yang punya potensi ternak besar.”

Baca Juga :  Tersambar Petir di Tengah Waduk Cengklik, Warga Colomadu Karanganyar Tewas

Dia menekankan agar penanganan ternak terpapar dengan suntikan vitamin, antibiotik dan penurunan suhu tubuh.

Upaya itu manjur karena dalam dua hari sudah terjadi pemulihan pada sapi yang sakit.

Jika ternak belum sembuh, maka perlu disuntik lagi. Pasalnya, kondisi ini ada kemungkinan dimanfaatkan orang lain yang tidak bertanggungjawab. Orang itu suka ada wabah karena bisa memanfaatkan peternak yang panik.

“Jika sampai peternak panik lalu jual sapinya maka harga jatuh. Orang itu lalu beli murah, yang awalnya harga Rp 45 juta akhirnya Rp 10 juta lepas. Tentu merugikan peternak. Maka kita tingkatkan upaya preventif dan pencegahan.”

Mentan juga meminta agar dilakukan validasi dan faktualisasi data. Perlu dipastikan apakah ternak yang mati dikarenakan PMK. Dicontohkan, data ternak terpapar di Jawa Timur mencapai 2 ribuan sapi dan 33 ekor sapi mati.

Baca Juga :  PDIP Akui Kekalahan Jagonya di Pilkada Boyolali, Seno Gede: Kami Legawa dengan Hasil Ini

“Ternyata setelah diverifikasi tidak semua sapi yang mati karena PMK.”

Terkait hal itu, Kementan juga telah membentuk gugus tugas dalam penanganan PMK. Ditingkat daerah, pemda bisa menggandeng polres dan kodim dalam pendampingan tracing. Gugus tugas ini bertugas menyusun dan mengendalikan informasi. Sehingga tidak ada informasi yang bias. Waskita