Beranda Daerah Wonogiri Polisi Selidiki Misteri Kematian Warga Desa Semagar Kecamatan Girimarto Wonogiri

Polisi Selidiki Misteri Kematian Warga Desa Semagar Kecamatan Girimarto Wonogiri

Kapolres Wonogiri
Kapolres Wonogiri AKBP Dydit Dwi Susanto. Joglosemarnews.com/Aris Arianto

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kapolisian Resort Wonogiri kini tengah menyelidiki misteri kematian warga Desa Semagar Kecamatan Girimarto Wonogiri.

Kapolres Wonogiri AKBP Dydit Dwi Susanto telah memerintahkan Satreskrim untuk bekerja mengecek dan melakukan penyelidikan terhadap misteri kematian warga Desa Semagar Kecamatan Girimarto Wonogiri.

Untuk diketahui hingga kini misteri kematian warga Desa Semagar Kecamatan Girimarto Wonogiri belum terungkap.

Kapolres Wonogiri AKBP Dydit Dwi Susanto, Senin (9/5/2022) malam mengatakan sudah memerintahkan Satreskrim untuk melalukan pengecekan dan penyelidikan terkait kematian warga Girimarto tersebut.

“Mohon doa restunya. Saat ini Satreskrim sedang bekerja (menyelidiki kasus itu),” kata Kapolres Wonogiri AKBP Dydit Dwi Susanto.

Sementara pihak keluarga menyebut ada sejumlah kejanggalan pada misteri kematian warga Desa Semagar Kecamatan Girimarto Wonogiri tersebut.

Dimana terdapat sejumlah luka pada tubuh korban. Selain itu ada beberapa hal yang dirasa aneh sebelum korban ditemukan sudah tidak bernyawa lagi.

Misteri kematian warga Desa Semagar Kecamatan Girimarto Wonogiri, dengan korban berinisial SD (58). Korban meninggal pada Februari 2022 lalu, ditemukan di sebuah tegalan.

Informasi yang dihimpun dari pihak keluarga korban, belum ada laporan ke kepolisian. Namun sebatas memberikan informasi saja.

Anak SD, T membeberkan misteri kematian warga Desa Semagar Kecamatan Girimarto Wonogiri tersebut. Awalnya pada 27 Februari 2022 malam, ia mengantar ayahnya ke tempat penggergajian kayu di desanya. Saat itu T mengantar ayahnya dengan menggunakan sepeda motor.

Dia mengantar bapaknya setelah magrib, karena diajak teman kerjanya untuk diajak mengantar kayu. Setelah ketemu temannya itu, T langsung pergi.

Sekitar pukul 20.20 WIB, T mendapatkan pesan singkat dari teman ayahnya. Pesan itu berisi tentang menanyakan posisi SD. Mendapat pesan itu T sempat bingung. Sebab saat ia mengantarkan ayahnya, T sudah melihat teman kerja ayahnya itu.

Baca Juga :  Harga Emas Ambruk Dua Hari Berturut-turut! UBS Galeri24 di Pegadaian Ikut Longsor Antam Jatuh Lagi,Ini Angka Lengkapnya Hari Ini

Selang beberapa menit, T mendapatkan pesan dari nomor HP ayahnya. T diminta ayahnya untuk menutup pintu rumah karena pada keesokan harinya ayahnya berencana menyemprot tanaman di lahan pekarangannya. Ia semakin bingung dan menurutnya terlebih gaya penulisan pesan ayahnya berbeda dengan biasanya.

“Pada malam itu juga, saya juga mendapatkan pesan dari teman saya. Ia menanyakan pintu gubuk di sekitar lokasi penggergajian kayu belum dikunci. Padahal pintu itu selalu dikunci saat tidak ada orangnya,” ujar dia baru baru ini.

Pada pagi keesokan harinya, T mencoba menghubungi ayahnya dengan mengirim pesan WhatsApp. Namun pesan itu tidak terkirim. Begitu pula saat dia berusaha menelepon ayahnya tak berhasil terhubung. Saat dicari ke rumah saudaranya, SD juga tidak ada.

“Saya mencoba mencari bapak di sawah, namun saya juga belum menemukannya. Saya cari di tegalan di sekitar tempat penggergajian kayu juga tidak ada. Kemudian ke tegalan bagian atas juga tidak ketemu. Saya panggil juga tidak ada sahutan,” beber dia.

Karena SD tak kunjung ditemukan, T semakin bingung. Akhirnya pukul 14.00 WIB, T meminta bibinya untuk membantu mencari ayahnya dengan turun ke tegalan. Sementara T berencana kembali ke rumah.

“Saat saya tiba di sekitar tempat penggergajian kayu, sudah banyak orang bilang ke saya ‘kae bapakmu’. Motor langsung saya tinggal dan saya lari menghampiri ayah saya. Saya lompat dari atas tegalan,” jelas dia.

Menurutnya, saat ditemukan ayahnya sudah dalam keadaan meninggal dunia di tegalan yang tidak jauh dari lokasi penggergajian kayu. Tubuh SD dalam kondisi terduduk sembari memegang botol pestisida kosong. Sementara alat semprot pestisida berada di sebelah SD.

Baca Juga :  Tabrakan Maut di Depan SDN Gumiwang Lor, Rider Jupiter MX Meninggal Dunia

“Saya merasa janggal, pikiran saya kalang kabut. Kondisi bapak saat itu sudah kaku. Mukanya biru kehitaman dan bibirnya juga hitam. Tapi tidak bau pestisida dan tidak berbusa. Saya langsung panik,” terang dia.

T menuturkan setelah ditemukan, ayahnya dibawa ke rumah. Saat dimandikan, T mengaku melihat beberapa kejanggalan di tiga bagian tubuh ayahnya, seperti di bagian punggung tangan kanan dan bahu kiri terdapat luka lecet. SD dikebumikan pada 28 Februari 2022 sekitar pukul 23.00 WIB.

“Saya tidak sempat melaporkan kejadian itu ke polisi. Saat itu saya sudah kalang kabut dan bingung. Kondisi keluarga kami harmonis. Bapak juga tidak pernah cerita kalau punya utang, baik ke saya atau anggota keluarga lain,” kata T. Aris Arianto

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.