Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Survei LKPI: Elektabilitas Airlangga Lampaui Prabowo, Anies dan Ganjar

Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto konsolidasi kader di Bali/ Istimewa

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Di tengah nama Prabowo Subianto, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo sangat populer dalam survei Capres 2024, namun elektabilitas Airlangga Hartarto justru terkerek.

Survei yang dilakukan oleh Lembaga Kajian Pemilu Indonesia  (LKPI) menemukan kenyataan bahwa mayoritas responden menghindari memilih tokoh yang berpotensi menimbulkan polarisasi di masyarakat jika diusung sebagai Capres.

Tiga nama, seperti Prabowo Subianto, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, menurut hasil survei tersebut, dinilai menggunakan politik identitas dan berpotensi menimbulkan polarisasi di tengah masyarakat.

Direktur Eksekutive LKPI Andri Gunawan  mengatakan, hal itu bisa dilihat bahwa yang memilih ketiga tokoh tersebut jika dijumlahkan hanya 29,9 persen.

Tokoh yang dianggap tidak berpontensi menciptakan polarisasi serta membawa politik identitas di masyarakat jika Pilpres digelar, bisa berjumlah 55,8 persen, sedangkan yang tidak memilih sebanyak 14,3 persen.

“Sepertinya masyarakat sudah kapok dengan Pilpres 2014 dan 2019 yang menimbulkan polarisasi di masyarakat dengan mengusung politik identitas,” ungkap Andri Gunawan, sebagaimana dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.

Sementara itu, jelas Andri, elektabilitas tokoh dalam simulasi tertutup survei menempatkan Airlangga Hartarto 18,40%,

Prabowo Subianto 16,80%, Ganjar Pranowo 8,20% , Andika Perkasa 6,80%, Puan Maharani 5,40%,

Khofifah Indar Parawansa 5,10% dan Anies Baswedan 4,90%.

Di luar nama itu, Muldoko hanya meraih 4,40%, Dudung Abdurachman 3,30%, Gatot Nurmantyo 2,90%, Agus Harimurti Yudhoyono 2,90%, La Nyalla Mattaliti 2,30%, Muhaimin Iskandar 2,20%, Erick Thohir 2,10%, sedangkan tidak memilih 14,30%.

Gusur PDIP

Dijelaskan Andri Gunawan, dari hasil temuan survei LKPI diketahui bahwa sejumlah partai politik diprediksi tidak akan lolos parliamentary threshold (PT) atau ambang batas parlemen sebesar 4 persen dalam perhelatan Pileg 2024.

Hanya ada tujuh partai yang masih berada di atas ambang batas parlemen atau bisa mengirimkan kadernya untuk duduk sebagai anggota legislatif di Senayan.

Elektabilitas Partai Golkar berada di peringkat teratas dengan nilai 17,8 persen. Posisi kedua ditempati PDI Perjuangan dengan angka 16,4 persen, diikuti Partai Gerindra dengan 16,3 persen.

Selanjutnya, posisi keempat ditempati oleh Partai Demokrat 7,4 persen, PKS dengan elektabilitas 5,2 persen dan PKB 4,3 persen.

Partai Nasdem menjadi partai ketujuh yang lolos ke Senayan dengan nilai 4,2 persen, dan

partai politik yang berada di bawah PT 4 persen adalah PAN dengan capaian 2,2 Persen, PPP 2,1 persen, Perindo 2,0 persen, PRIMA 2,0 persen, Garuda 1,4 persen, Partai Buruh 1,3 persen.

Sementara itu, PBB cukup puas di 1,2 persen, Partai Gelora 0,6 persen, PSI 0,5 persen, Hanura 0,2 persen, Partai Ummat besutan Amien Rais hanya di angka 0,1 persen.

Sementara, untuk responden yang tidak menjawab atau tidak tahu 14,8 persen.

Survei dilakukan secara offline dalam rentang waktu 14 hari pada 17-30 April 2022. Jumlah responden terpilih yang diteliti sebanyak 2.150 Warga Negara Indonesia berumur di atas 17 tahun.

Penentuan jumlah responden menggunakan  metode multistage sampling dengan margin of error kurang lebih 2,12 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Dilakukan in depth interview dengan metode face to face di 34 provinsi terpilih sebanyak 429 kabupaten/kota.

Menanggapi hasil survei itu, Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando EMAS membenarkan jika Prabowo Subianto dan Anies Baswedan berpotensi akan mengusung politik identitas.

“Kalau Prabowo dan Anies memang sudah terbukti memanfaatkan politik identitas agama ketika Prabowo sebagai capres dan Anies sebagai cagub DKI Jakarta,” kata pengamat politik Untag ’45’ Jakarta itu.

Namun Fernando meragukan soal  temuan  Ganjar Pranowo. Pada  saat Pilgub Jawa Tengah sebagai cagub dia tidak menggunakan politik identitas dan cenderung dapat diterima oleh kelompok nasionalis dan kelompok agama. Suhamdani

Exit mobile version