JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

5 Kesamaan Fakta Kasus 2 Siswi SMP dan SMK di Sragen Melahirkan Bayi. Nomor 3 Bikin Ngelus Dada!

Ilustrasi siswi hamil. Foto/Istimewa
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Publik di Sragen digemparkan dengan dua kasus siswi SMP dan SMK yang baru-baru ini diketahui melahirkan bayi.

Kasus pertama, siswi kelas I SMP di Jenar yang melahirkan bayi di rumah sakit dua pekan lalu.

Tak lama berselang, kabar serupa datang dari Kecamatan Kedawung. Seorang siswi SMK juga diketahui melahirkan bayi di Puskesmas dalam waktu hampir bersamaan yakni sekitar dua pekan lalu.

Ironisnya, kasus kedua siswi itu memiliki beberapa kesamaan fakta yang memprihatinkan.

Data yang dihimpun JOGLOSEMARNEWS.COM dari berbagai sumber, kedua kasus siswi melahirkan ini memiliki 5 kesamaan fakta.

Berikut fakta yang terungkap dari dua kasus itu:

1. Sama-sama berstatus pelajar

Kasus dua siswi melahirkan itu memang membuat miris masyarakat. Pasalnya keduanya diketahui melahirkan bayi dalam usia relatif masih hijau dan berstatus pelajar.

Siswi SMP di Jenar diketahui masih berusia 13 tahun, sedang siswi SMK di Kedawung berusia 16 tahun.

2. Lahirkan Bayi Laki-laki

Bayi yang dilahirkan oleh kedua siswi di Jenar dan Kedawung itu sama-sama berjenis kelamin laki-laki.

Siswi di Jenar melahirkan di rumah sakit sementara siswi di Kedawung melahirkan di Puskesmas. Menurut warga setempat, keduanya sama-sama memilih mengasuh sendiri bayi mereka bersama keluarga.

3. Kondisi Keluarga Kurang Mampu

Baca Juga :  Geger, Petani di Desa Baleharjo Sragen Tewas Kesetrum Listrik di Area Persawahan Dengan Kondisi Mengenaskan

Fakta miris juga mencuat dari kasus dua siswi melahirkan itu. Ternyata keduanya sama-sama berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi terbilang kurang mampu.

Menurut Kades di Jenar tempat domisili siswi SMP, ASD, korban berasal dari keluarga dengan ekonomi relatif kurang mampu.

Ia tinggal bersama bapak tiri, ibu kandung dan satu adiknya. Kondisi tak jauh beda juga dilaporkan terjadi pada N, siswi di Kedawung.

Menurut salah satu warga sekitar, SY, korban juga berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi terbilang kurang mampu.

“Kalau melihat ekonominya, bisa dibilang relatif kurang mampu. Makanya warga sebenarnya kasihan, berharap pelakunya segera diungkap dan dimintai pertanggungjawaban,” jelasnya.

4. Terkesan Menutupi Pelaku

Dari dua kasus tersebut, juga ada kesamaan di mana kedua siswi dan keluarga terkesan sama-sama menutupi oknum yang membuat siswi itu hamil dan melahirkan.

Di Jenar, bahkan warga dan tokoh sempat geregetan lantaran korban sempat menyebut beberapa nama yang berubah-ubah. Saking kesalnya, warga sempat meminta agar dilakukan tes DNA terhadap si bayi untuk menguak tabir siapa ayah biologisnya.

Sama halnya di Jenar, siswi di Kedawung dan keluarganya juga terkesan menutupi kasus kelahiran bayi. Siswi malang itu enggan membeber siapa pria yang telah menabur benih di rahimnya.

Bahkan belakangan beredar kabar siswi dan keluarga itu disebut sempat dalam tekanan agar merahasiakan siapa pria pelakunya. Namun saat ini kasusnya dikabarkan sudah ditangani Polsek setempat.

Baca Juga :  Geger di Jembatan Gunung Kemukus Sragen, Warga Menemukan Pria Tanpa Identitas Dalam Kondisi Sakit, Polisi Dibantu Warga Lakukan Evakuasi

5. Masih Sempat Sekolah

Meski sempat melahirkan, kedua siswi di Jenar dan Kedawung itu dilaporkan masih sempat masuk sekolah.

Kabid Pembinaan SMP Disdikbud Sragen, Sukisno menyebut siswi SMP di Jenar itu sempat mengikuti ujian akhir sekolah setelah kejadian. Namun karena kondisinya habis melahirkan, ujian digelar di rumahnya dan soal diantar guru.

Sementara, di Kedawung, siswi SMK yang melahirkan bayi di Puskesmas juga dilaporkan sempat berusaha tegar dan masuk sekolah.

Periksa Saksi

Terpisah, saat dikonfirmasi, Kapolres Sragen, AKBP Piter Yanottama, melalui Kasi Humas, AKP Suwarso membenarkan adanya laporan kasus dugaan pencabulan siswi SMP hingga hamil dan melahirkan di Jenar itu.

Ia mengatakan kasus itu kini sudah ditangani Unit Pelayanan Perempuan dan Anak Satreskrim. Menurutnya kasus ini masih penyelidikan karena minim saksi.

“Saksi-saksi yang sudah diperiksa sebanyak delapan orang. Delapan orang itu adalah yang dekat dengan korban. Pemeriksaannya di Polres Sragen,” ujarnya.

AKP Suwarso, Kasi Humas Polres Sragen. Foto/Wardoyo

Sementara, Kapolsek Kedawung AKP Sutomo menyampaikan saat ini kasus itu masih diupayakan untuk dilakukan mediasi antara korban, keluarga dan pihak yang ditengarai sebagai orang yang telah melakukan perbuatan terhadap siswi tersebut. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com