Beranda Daerah Boyolali Pasca Pandemi, Kerajinan Tanduk di Desa Urutsewu, Ampel, Boyolali Menggeliat Kembali

Pasca Pandemi, Kerajinan Tanduk di Desa Urutsewu, Ampel, Boyolali Menggeliat Kembali

Pelaku kerajinan tanduk, Naryoto menunjukkan produknya / Foto: Waskita

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM Pandemi Covid-19 sudah mulai berlalu. Kegiatan masyarakat pun berangsur normal, termasuk usaha kerajinan dari bahan tanduk dan tulang di Dukuh/Desa Urutsewu, Kecamatan Ampel.

Ya, Naryoto, sang perajin bersyukur usaha kerajinan yang digeluti kini berangsur normal. Dia mampu membuat aneka kerajinan dari tanduk tersebut.

Ada sisir, alat pijat dan kerokan, sendok hingga sloki atau gelas mini pesana dari Jepang.

Hasil kerajinan tersebut dijual ke lokasi wisata Borobudur, Prambanan dan kawasan Malioboro, Yogya.

Namun dia tidak menjual langsung ke sana. Namun, pedagang yang membeli langsung ke rumahnya. Omzetnya mencapai Rp 20 juta/bulan.

“Saat Pandemi Covid-19 kemarin, penjualan sangat sepi. Tetapi kini sudah mulai menggeliat kembali,” katanya, Kamis (9/6/2022).

Dia mengaku tidak membuat sendiri barang kerajinan berbahan baku tanduk tersebut. Dia hanya mengolah menjadi bahan setengah jadi.

Finishing selanjutnya digarap pekerjanya yang berjumlah 8 orang di rumah masing- masing.

“Mereka mengambil bahan setengah jadi ke dini lalu digarap di rumah masing- masing. Setelah jadi, baru dikembalikan dan  sekaligus menerima upah.”

Dia mengaku merintis usaha tersebut sejak 20 tahun lalu. Apalagi dirinya juga memiliki keahlian membuat kerajinan dari dari orang tuanya yang asli Magelang. Awalnya hanya melihat- lihat saja, lalu coba membuat sendiri.

Saat itu, dia mencoba membuat pipa untuk merokok dari bahan tanduk. Setelah mencoba beberapa kali, akhirnya bisa.

“Hingga terus berkembang hingga sekarang. Kami juga membuat kerajinan dari bahan tulang.”

Untuk harga jual, dia mematok harga bervariasi. Alat pijat dan kerokan dipatok Rp 6.000/ buah, untuk pipa dari bahan tulang Rp 12.500 /buah, pipa besar Rp 25.000/buah. Namun, untuk pembeli dengan jumlah besar diberi harga khusus.

Terkait bahan baku tanduk dan tulang sapi dia mengaku tidak kesulitan memperolehnya. Bahan baku tersebut mudah didapat dari para jagal di wilayah Kecamatan Ampel. Apalagi Ampel merupakan sentra penyembelihan ternak sapi.

Sedangkan tanduk kerbau diperoleh dari pengepul di Sumatra dan Kalimantan. Harga tanduk kerbau bule mencapai Rp 300.000/kg. Berat satu buah tanduk bisa mencapai 1,5 kg. Kalau harga tanduk kerbau hitam lebih murah, hanya Rp 100.000/kg.

“Sebelum diolah dan dibentuk, tanduk harus dikeringkan dulu dengan cara dijemur di bawah sinar matahari sehingga tidak berbau.” Waskita

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.