
JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM —-Migrasi televisi analog menuju digital merupakan program yang dilakukan pemerintah agar masyarakat dapat menyaksikan siaran yang berkualitas.
Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Abdul Kharis Almasyhari, mendukung keputusan pemerintah untuk mengalihkan siaran analog menuju digital. Politisi fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengharapkan masyarakat mendukung peralihan TV analog ke TV digital.
Siaran TV Digital, katanya, akan memberikan banyak keuntungan dan merupakan teknologi yang membuat penonton di rumah mendapatkan gambar yang jernih, suara yang berkualitas, serta gratis dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia.
“Migrasi ke TV Digital itu gratis, tidak dipungut biaya apapun. Untuk meringankan masyarakat tidak usah berlangganan TV kabel, cukup pakai antenna yang biasa saja, dengan menambahkan Set Top Box (STB),” kata Abdul Khasris Almasyhari, dalam keterangan pers rilis yang diterima awak media, Senin (6/6/2022).
Kharis menjelaskan sebagaimana Pasal 60A Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran sebagaimana diubah melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, proses peralihan siaran televisi analog ke digital telah ditetapkan pada 2 November 2022 sebagai batas terakhir.
“Untuk bisa menerima siaran digital maka perlu disiapkan alat yang namanya Set Top Box (STB), itu harganya antara Rp150-200.000 dan dipasang di depan kabel antena. Mumpung harganya masih terjangkau maka beralihlah sekarang. Kalau sudah booming nanti bisa-bisa harganya melonjak naik,” ujar Anggota Dewan dapil Jawa Tengah ini.
Lebih lanjut Kharis mengatakan untuk masyarakat miskin yang terdaftar di Kementerian Sosial (Kemensos), akan mendapatkan STB secara gratis. Tapi bagi yang tidak terdaftar bisa membelinya di toko-toko elektronik dengan harga terjangkau.
“Saya mengharapkan kepada masyarakat Solo, Boyolali dan sekitarnya, khususnya kepada seluruh masyarakat yang ada di Jawa Tengah untuk nanti tidak panik jika suatu saat nanti TV nya tidak aktif karena peralihan ke TV digital, dan saya juga berharap kepada para peserta diskusi publik untuk mensosialisasikan kepada tetangga dan keluraganya untuk beralih ke TV digital,” katanya.
Dia juga meminta pemerintah makin menggencarkan sosialisasi program ASO ini. “Kami menilai perlu sosialisasi yang masif terhadap program ini, sehingga perlu anggaran definitif untuk melakukannya. Masalah sosialisasi ini perlu ditingkatkan agar tidak salah persepsi di tengah masyarakat,” katanya dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Menteri Komunikasi dan Informatika di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (8/6/2022).
Ia menjelaskan, dirinya beberapa kali melakukan kegiatan reses, masyarakat masih belum mengerti terkait program ASO yang dijalankan Kominfo. Menurutnya, masih ada persepsi bahwa program tersebut berbayar tiap bulan sehingga masyarakat merasa terbebani.
“Masyarakat awalnya ‘dihantui’ informasi bahwa harus bayar tiap bulan karena banyak tidak mengerti terkait program ASO ini. Justru saya khawatir masyarakat resah sehingga ketika saya jelaskan, mereka baru mengerti,” jelasnya.
Abdul Kharis sendiri tidak khawatir terkait masyarakat yang akan mendapatkan set top box, karena akan mendapatkan dari penyelenggara lembaga penyiaran maupun dari pemerintah.
Menurut Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, yang patut dikhawatirkan adalah banyak di kalangan masyarakat yang belum sadar terkait adanya kebijakan peralihan siaran televisi analog ke digital.
“Ketika saya tanyakan kepada masyarakat, mereka terkejut kalau bulan November 2022 siaran televisi analog akan berhenti dan diganti dengan siaran televisi digital,” ungkapnya.(A Syahirul)
#ASO
#analogswitchoff
#Tvdigital
#siarandigitalindonesia
#ASO2022
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.













