SURABAYA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Masyarakat rupanya perlu kembali waspada, karena ada kecenderungan jumlah kasus Covid-19 kembali bertambah.
Kondisi tersebut, salah satunya terlihat dari data yang muncul di Kota Surabaya, di mana sampai Kamis (14/7/2022) jumlah kasus di sana mencapai 216 jiwa.
Jumlah tersebut menjadi angka terakhir di tiga bulan terlahir. Yang mana, kali terakhir Surabaya memiliki 200 kasus pada awal April lalu.
“Situasi Covid-19 di Kota Surabaya mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam sepekan terakhir. Pertambahan kasus baru harian rata-rata 90–120 kasus perharinya,” kata Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Nanik Sukristina, Kamis (14/7/2022).
Berdasarkan catatan data pertambahan kasus positif, angka peningkatan tertinggi di antaranya terjadi awal pekan ini. Pada Selasa (12/7/2022), terdapat 74 kasus tambahan dalam satu hari.
Sekalipun penambahan kasus cukup tinggi, namun untuk angka keterisian tempat tidur RS atau Bed Occupancy Rate (BOR) masih rendah (sekitar 2 persen). Pun demikian dengan angka kematian yang mencapai 2 jiwa sejak 2 pekan terakhir.
Berdasarkan penjelasan Nanik, mayoritas warga yang positif dalam kondisi tanpa gejala (sehat).
“Keadaan pasien saat ini sehat dan tidak bergejala, sebagian kecil mengalami gejala ringan seperti flu dan batuk,” kata Nanik.
Oleh karenanya, tak banyak yang perlu mendapatkan penanganan medis di RS.
“Saat ini, sebagian pasien melakukan isolasi mandiri di rumah dan dalam pemantauan Puskesmas wilayah domisili,” katanya.
Namun, beberapa pasien dengan penyakit penyerta (komorbit), tetap mendapatkan perawatan di RS.
“Ada beberapa yang memerlukan perawatan di rumah sakit karena memiliki komorbid dan berusia lanjut,” katanya.
Dengan tingginya jumlah penambahan kasus tersebut, jumlah pasien Covid-19 di Surabaya menjadi yang tertinggi dibanding daerah lain di Jatim.
Hingga Rabu (13/7/2022), jumlah kasus di masing-masing daerah di bawah 50 kasus.
Terkait tingginya kasus Covir-19 di Surabaya, Nanik menjelaskan beberapa penyebabnya. Di antaranya masyarakat yang mulai abai terhadap penerapan protokol kesehatan.
Terutama, ketika berada di tempat-tempat umum.
“Ditambah, tingginya mobilitas masyarakat Kota Surabaya yang dapat meningkatkan penularan varian baru Covid-19,” katanya.
Soal tingginya kasus tersebut, Pemkot Surabaya telah melakukan berbagai upaya pencegahan hingga penanganan. Apalagi, pemerintah pusat telah menyampaikan bahwa puncak penularan Covid-19 terjadi bulan ini.
Di antaranya, dengan membuat Surat Edaran Walikota tentang antisipasi lonjakan kasus COVID-19. Dalam edaran ini, seluruh masyarakat Kota Surabaya diminta patuh terhadap protokol kesehatan.
Pelaksanaan testing, tracing, dan, treatment, juga terus dilakukan. Sembari melaksanakan surveilans aktif secara berkala khususnya pada closed population (sekolah, tempat kerja, dan beberapa tempat).
“Kami tetap mengoptimalkan peran Satgas Kampung Wani Jogo Suroboyo dalam pengendalian kasus Covid-19 berbasis wilayah,” katanya.
Pelaksanaan vaksinasi juga digiatkan melalui beberapa puskesmas hingga lintas instansi.
“Mengoptimalkan giat vaksinasi terutama vaksinasi bbooster,” katanya.
Sebagai antisipasi, pihaknya mengimbau agar penerapan protokol kesehatan di manapun berada tetap dilakukan. Terutama ketika berada di luar rumah.
“Misalnya menggunakan masker dan mencuci tangan dengan sabun ketika melakukan aktivitas di luar rumah,” katanya.
Kemudian, membiasakan diri menerapkan New Normal (pola kebiasaan baru) dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
“Tak kalah penting adalah melengkapi dosis vaksin Covid-19 sampai booster untuk menurunkan risiko penularan dan keparahan akibat Covid-19,” katanya.
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.
















