JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Kediaman Anggota DPRD Sragen Digeruduk Wali Murid, Panik Tiba-Tiba Anak Terdepak Misterius dari PPDB

Anggota DPRD Sragen, Bambang Samekto (kiri) saat menerima aduan dari salah satu orangtua calon siswa baru di SMAN Gondang, Marno (kanan) yang anaknya menjadi korban pembajakan akun sehingga terdepak dari PPDB. Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sejumlah orangtua siswa SMP di wilayah Gondang, menggeruduk kediaman anggota DPRD Sragen asal Gondang baru, Kecamatan Gondang, Bambang Samekto, Senin (4/7/2022).

Mereka mengadukan kasus dugaan pembajakan akun pendaftaran milik anak mereka di SMAN 1 Gondang. Mereka panik lantaran nama anak mereka tiba-tiba terdepak dan namanya hilang dari sistem PPDB.

Tragisnya, akun mereka dibajak menjelang pengumuman PPDB online jenjang SMA yang dijadwalkan mulai diumumkan malam ini, Senin (4/7/2022) pukul 23.00 WIB.

Bambang mengatakan dirinya memang kedatangan sekitar 8 orangtua calon siswa baru yang mendaftar di SMAN 1 Gondang.

Mereka mengadukan hilangnya nama anak dari daftar peserta zonasi. Padahal secara jarak, kedelapan siswa itu dinilai sangat aman untuk bisa diterima karena jarak rumahnya antara 250 meter hingga 2,6 km dari sekolah itu.

“Iya, tadi ada beberapa orangtua siswa datang ke rumah. Mereka mengadukan nama anaknya mendadak hilang dari sistem PPDB. Mayoritas mendaftar zonasi dan cukup aman untuk bisa diterima karena berdomisili di wilayah Gondang dan dekat dengan sekolah,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM usai menerima aduan dari orangtua siswa.

Atas aduan itu, Bambang langsung berusaha mengklarifikasi ke pihak sekolah SMAN 1 Gondang.

Saat diklarifikasi, Kasek menjawab bahwa ada indikasi oknum hacker yang melakukan tindak kecurangan dengan membajak akun para siswa itu.

Pelaku pembajakan itu diam-diam mencabut pendaftaran sehingga mereka terlempar dari sistem.

“Setelah ditelusuri, ternyata anak itu ada yang dinyatakan mengundurkan diri padahal mereka merasa tak pernah mencabut atau mundur. Kemudian ada yang tidak diterima, padahal domisilinya masuk zonasi dan ada yang cuma 250 meter dari sekolah. Ada juga yang diam-diam dipindah jalur prestasi ke SMA lain. Sehingga mereka yang harusnya sudah aman diterima lewat zonasi di SMAN 1 Gondang akhirnya jadi terlempar dan tidak diterima,” urai Bambang.

Baca Juga :  Berkah Hari Raya Idul Fitri Toko Pusat Oleh-oleh di Sragen Diserbu Pembeli

Atas kasus itu, ia menengarai dugaan pembajakan akun itu bisa jadi karena kesalahan kedua belah pihak baik dari sekolah maupun siswa.

Sebab dari pengakuan para siswa, mereka mayoritas mendaftar dengan akun dan password yang dibuatkan oleh panitia.

Suasana SMAN 1 Gondang Sragen. Foto/Wardoyo

Celakanya, mayoritas dibuatkan password sama tanpa ada imbauan untuk mengganti password. Hal itu dinilai sangat rawan berpotensi untuk dibajak.

“Dari panitia ketika membuatkan akun, mestinya menyampaikan agar siswa mengganti password agar tidak diketahui orang lain. Siswa juga salah tidak mengganti padahal password itu harusnya sangat rahasia dan hanya pemilik yang tahu. Lha ini semua siswa dibuatkan akun dengan password sama. Jadi panitia tahu, temannya tahu juga sehingga rawan disalahgunakan,” urainya.

Ia berharap pihak Disdikbud Provinsi dan Gubernur segera turun tangan mengatasi persoalan pembajakan sistem PPDB itu. Sebab hal itu sangat merugikan para siswa yang harusnya bisa diterima lewat zonasi, akhirnya terdepak bahkan terancam tidak dapat sekolah.

“Harapan kami, pelaku pembajakan bisa diungkap. Lalu 8 siswa korban pembajakan ini bisa dikembalikan dan diterima jadi siswa SMAN 1 Gondang. Karena faktanya mereka berdomisili di dekat sekolah dan sangat aman bisa diterima,” tandasnya.

Bambang menengarai bukan tidak mungkin jumlah siswa yang menjadi korban pembajakan lebih dari 8 anak. Karenanya ia berharap dinas terkait segera bergerak agar tidak merugikan siswa.

Akun Dibajak Misterius 

Salah satu orangtua siswa korban pembajakan, Marno (41) asal Bumiaji RT 9, Desa Bumiaji, Gondang mengatakan anaknya Monika Iva Lestari mendaftar di SMAN 1 Gondang pada Rabu (29/6/2022) lewat jalur zonasi.

Baca Juga :  OPTIMALISASI LORONG SEKOLAH MENJADI LORONG LITERASI

Ia mendaftar jalur zonasi karena jarak rumah ke sekolah hanya 2,296 km dan relatif aman untuk diterima.

Saat awal mendaftar, anaknya ada di ranking 121 dari 209 siswa yang memenuhi kualifikasi jarak untuk diterima.

Bahkan saat dicek di jurnal PPDB pada hari Jumat (1/7/2022), anaknya masih berada di ranking 125 kemudian siangnya hanya bergeser di ranking 129 jalur zonasi.

“Tapi jam 16.00 sore dicek lagi sudah nggak ada di daftar SMAN 1 Gondang. Malah terlempar ke SMAN 1 Sambungmacan. Padahal temannya yang sama-sama dari Bumiaji masih ada dan di ranking aman. Lalu kuota zonasi kan 209 siswa, kalaupun ada pendaftar yang lebih dekat kan mestinya anak saya hanya kegeser rankingnya bukan langsung terlempar. Saya merasa ada yang aneh, makanya hari ini minta bantuan Pak Bambang agar memperjuangkan anak saya,” terangnya.

Marno (41) orangtua calon siswa baru SMAN 1 Gondang korban pembajakan akun oleh hacker. Foto/Wardoyo

Marno menyampaikan dari pengakuan putrinya, juga merasa tidak pernah mencabut pendaftaran apalagi memindah pendaftaran ke SMAN 1 Sambungmacan.

Dari hasil klarifikasi ke panitia PPDB di sekolah, ternyata diduga memang akun putrinya dibajak oleh oknum tidak bertanggungjawab. Karena menjadi korban sistem, dirinya sangat berharap ada keadilan dan putrinya bisa diperjuangkan kembali diterima di SMAN 1 Gondang.

“Setelah ditelusuri, pembajaknya itu memindahkan pendaftaran akun anak saya mendekati tutupan. Padahal kalau dilihat jarak rumah saya 2,296 km. Sedangkan sampai hari ini, jarak terjauh yang diterima 3,9 km. Kan aneh, anak saya yang lebih dekat malah terlempar,” terangnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com