Beranda Daerah Solo Lewat Buku “Adaptive or Die”, Dicky Sumarsono Tawarkan Gagasan Adaptasi Baru untuk...

Lewat Buku “Adaptive or Die”, Dicky Sumarsono Tawarkan Gagasan Adaptasi Baru untuk Bisnis Perhotelan

Dicky Sumarsono saat memberikan buku barunya kepada perwakilan kolega yang diundang dalam acara peluncuran buku Adaptive Or Die. Foto: dok

 

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM —Konsistensi dan produktivitas menulis tak pernah surut bagi Dicky Sumarsono, pendiri sekaligus CEO Azana Hotel and Resort. Akhir Juli 2022 ini, Dicky kembali meluncurkan buku barunya berjudul “Adaptive or Die”. Acara launching terbarunya tersebut digelar di The Soga Eatery Solo, Kamis (21/7/2022) dengan undangan terbatas yang terdiri para kolega, keluarga Dicky dan kalangan media.

Dicky mengatakan, seperti buku-buku sebelumnya, buku keempatnya ini juga merupakan buah pemikiran yang dirangkum dari pengalaman empiris dirinya selama berkecimpung di dunia perhotelan/hospitality. Pada buku “Adaptive Or Die” adalah gagasan dia dari dinamika terkini di dunia perhotelan. Apa yang dilakoni, dihadapi, dan dipikirkan sehari-hari menjalankan roda dunia hospitality tersebut ditulis Dicky dalam sebuah buku. Apalagi dia cukup kenyang pengalaman saat ini sudah mengelola 65 hotel di seluruh tanah air lewat manajemen Azana.

“Sama seperti yang saya tulis di buku sebelumnya, pada buku saya yang barusan hadir ini juga merupakan rangkuman dari pengalaman empiris menjalankan bisnis perhotelan atau hospitality. Ada banyak dinamika di luar sana, yang harus kita sambut dan siapkan strategi ampuh. Maka kemudian saya tulis dalam buku ini,” ungkap Dicky di sela-sela launching bukunya tersebut.

Dicky Sumarsono yang dikenal dengan sebutan Master Hotel Indonesia ini menambahkan, para pelaku industri perhotelan dan wisata agar terus berlari kencang berinovasi, kreatif dan memiliki kejelian membidik pasar baru.

Menurutnya, lahan market untuk hotel pasca pandemi terbuka luas. “Bagi yang jeli membaca pasar, medan atau pasar hotel masih gemuk terbuka luas. Ada pengembangan pasar lama, tetapi tercipta juga pasar-pasar baru,” ungkapnya.

Ditambahkan Dicky Sumarsono, pasar gemuk di bisnis hotel saat ini menjadi sangat beragam  dari pasar non user menjadi user. Ia mencontohkan di sektor NEWA atau Nature, Eco, Wellness, Adventure. Pasar ini masih bisa diciptakan.

Baca Juga :  BPKH Lepas 705 Peserta Balik Kerja 2025, Pemudik: Alhamdulilah Bisa Hemat Rp500 Ribu

“Orang yang sudah bosan terkekang di dalam rumah, ada di hadapan kita jadi pasar buat perhotelan. Kemudian MICE market, Wedding market, muslim market, millennial market, dan lainnya termasuk demand market yang besar di Indonesia. Itu peluang kita, maka mari disambut dengan strategi terbaru,” paparnya saat bedah buku “Adaptive or Die” – The Unusual Way to Succeed in Hotel Industry.

Dicky sedang menandatangi buku yang akan dibagikan. Foto: dok

Lewat bukunya tersebut, Dicky berharap bisa menyumbangkan pemikiran untuk masyarakat perhotelan dan lingkarannya agar tetap bisa maju dan terus tumbuh. Ia hanya ingin menuangkan ide dan gagasannya sehingga bisa menjadi buku bisnis hotel yang akan membantu menawarkan solusi ampuh terhadap permasalan bisnis hotel di Indonesia pasca pandemi, sekaligus menjadi cara baru untuk menciptakan pertumbuhan bisnis hotel yang eksponensial.

Disampaikannya, buku keempat ini agak berbeda dari buku-buku nya sebelumnya, yang rata-rata memiliki ketebalan di atas 300-380 halaman. Namun untuk buku barunya tersebut hanya berisikan 10 BAB dan tidak lebih dari 180 halaman dengan format buku yang tidak terlalu tebal seperti buku-buku sebelumnya.

“Buku keempat ini sengaja saya buat lebih tipis dan simpel, sehingga mudah dibawa dan dibaca saat berpergian. Apalagi biasanya teman-teman perhotelan kan enggan bawa buku tebal-tebal. Pinginnya simpel dan bisa dibaca di mana saja,” katanya.

Buku Adaptive or Die sudah bisa dibeli di toko buku Gramedia, Marketplace Shopee, Tokopedia, dan Blibli sejak tanggal 13 Juli 2022.

Sejumlah kolega Dicky yang diundang dalam peluncuran buku tersebut diminta memberikan testimoni. Salah seorang yang diminta memberikan tanggapannya adalah Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Surakarta, Anas Syahirul.

“Pak Dicky ini provokator sukses. Provokasinya untuk temen-temen perhotelan berhasil dituangkan dalam sebuah buku. Bergembiralah, masih ada yang mengingatkan dunia perhotelan dengan bahasa yang provokatif yakni Adaptasi atau Mati. Saya kira Die (mati) itu bukan pilihan. Tapi harus dihindari, pilihannya hanya satu yakni Adaptive atau adaptasi kalau gak ingin mati. Adaptasi dari situasi yang sulit untuk bangkit, survive dan tumbuh. Itulah maksud Pak Dicky, luar biasa cara mengingatkan kawan-kawannya, yaitu dengan buku. Salut,” ungkap Anas disambut sambutan meriah dari hadirin.

Baca Juga :  Jokowi-Iriana Salat Id Di Graha Saba Buana, Habiskan Lebaran di Kota Solo

Ditambahkan Anas, dengan bukunya ini Dicky telah memprovokasi para pelaku bisnis perhotelan untuk bangkit, terutama dalam situasi pasca pandemi seperti sekarang ini. Buku ini juga menawarkan solusi bisnis hotel pasca pandemi.

“Sudah waktunya hotel bangkit melakukan berbagai inovasi dan tumbuh. Jika sampai saat ini hotel masih sibuk survive dengan melakukan pengiritan, maka pasarnya akan diambil oleh hotel yang sudah berlari melakukan inovasi dan bertumbuh,” kata Dicky.

Wakil Ketua PHRI Jawa Tengah, Bambang Mintosih, yang juga diminta tanggapannya menyatakan sependapat dengan konsep yang dituangkan Dicky dalam buku tersebut. “Saya kenal Pak Dicky sudah lama, beliau selalu melakukan dengan riset yang kuat. Maka kalau sudah jadi buku semacam ini pasti hasilnya menarik. Pak Dicky gak pelit untuk berbagi wawasan dan ilmu. Buku yang ditulis Pak Dicky enak dibaca dan mudah diaplikasikan. Saya sarankan teman-teman perhotelan untuk membacanya,” kata Bambang Mintosih, yang akrab disapa Pak Benk ini. (ASA/Suhamdani)