SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM —Dian Primadyka, seorang perajin batik penyandang disabilitas bisu tuli dari Batik Toeli Laweyan, Solo ini membuat batik motif Asean Paragames sejak seminggu yang lalu.
<span;>Batik yang dibuatnya cukup menarik, menampilkan logo Asean Paragames yang berupa Rajamala dan juga Stadion Manahan. Batik tulis tersebut dibuatnya pada kain berukuran 2 meter x 1,15 meter.
<span;>”Pembuatannya sejak seminggu yang lalu. Kita cari desain logonya, kemudian kita tempatkan sesuai pola baju batik yang kita inginkan,” terang Muhammad Taufan Wicaksono, pemilik Batik Toeli Laweyan.
<span;>Untuk sementara waktu batik Asean Paragames yang dibuatnya baru 1 motif saja. “Ini ke depannya kita mau buat kreasi motif yang nanti bisa kita kombinasikan dengan cabang olahraga lain. Mungkin sepak bola atau yang lain ini untuk mengawali,” paparnya.
<span;>Pembuatan batik Asean Paragames ini pun dikerjakan cukup detail selama kurang lebih 13 hari. Pada gambar Stadion Manahan pun terdapat pula batik motif parang seperti aslinya.
<span;>”Ya, ini nanti kita perjualbelikan. Nanti kita blow up motif batik Asean Paragames ini. Kalau ada warga Solo atau wisatawan dari luar kota kemudian ingin mempunyai batik Asean Paragames bisa memesan,” kata Muhammad Taufan.
<span;>Taufan juga berencana memperlihatkan batik yang dibuat oleh para penyandang bisu tuli ini kepada Walikota Solo, Gibran Rakabuming. Karena dirinya mengakui memiliki kekurangan dari sisi promosi.
<span;>”Kalau ketemu sih enggak, paling kita coba kontak aja lewat media sosial instagram di tag. Mungkin kalau dari Pemerintah Kota Solo melihat ini yang mana batik Asean Paragames yang membuat disabilitas juga. Bisa lebih diapresiasi juga untuk mempromosikan batik Asean Paragames. Agar orang-orang disabilitas di Batik Toeli juga bisa dikenal luas masyarakat Solo,” pungkasnya. (Ando)
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.















