Beranda Daerah Sragen Meski Anak Pejabat, 2 Putra Kembar Mas Bowo Ternyata Pilih Sekolah di...

Meski Anak Pejabat, 2 Putra Kembar Mas Bowo Ternyata Pilih Sekolah di SMP Muhammadiyah. Sunatnya Pun Pakai Teknik Sederhana

Ketua DPC PDIP Sragen, Untung Wibowo Sukowati bersama sang istri, Wulan Purnama Sari saat mendampingi dua putra kembarnya Untung Aidan Maheswara Sukawati dan Untung Adrian Mahawira Sukawati saat duduk di panggung tasyakuran khitanan yang digelar di Ndayu Park, Minggu (17/7/2022) malam. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ketua DPC PDIP Sragen, Untung Wibowo Sukowati akhirnya menuntaskan salah satu tugasnya sebagai bapak dengan mengkhitankan dua putra kembarnya, Untung Aidan Maheswara Sukawati dan Untung Adrian Mahawira Sukawati.

Prosesi khitan kedua putra kembar itu ditutup dengan acara syukuran dengan hiburan pagelaran wayang kulit, Minggu (17/7/2022) malam.

Meski terlahir di lingkaran keluarga terpandang dan pejabat, ternyata prosesi khitan Aidan dan Adrian hanya dilakukan secara sederhana.

Tidak menggunakan teknologi laser atau teknik kekinian, prosesi sunat kedua cucu mantan Bupati Untung Wiyono itu lebih memilih dilakukan dengan teknik konvensional.

“Pakai teknik sunat biasa, konvensional. Nggak pakai teknologi laser atau macam-macan. Sederhana saja,” ujar Untung Wibowo Sukowati kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Minggu (17/7/2022) malam.

Baca Juga :  Mantap Inovasi Bank Djoko Tingkir Sragen Red and Black Dragon Solusi Perangi Rentenir Hingga Pinjol, Langsung Menerima Sragen Award 2025

Karena disunat secara konvensional, tak heran proses pemulihan pun juga butuh waktu lebih lama. Bahkan hingga kehampir 10 hari pas digelarnya tasyakuran, kedua putranya masih belum pulih total.

Pria yang akrab disapa Mas Bowo itu juga menguraikan kedua putranya itu saat ini beranjak masuk kelas 1 SMP.

Kedua anak kembarnya itu sama-sama juga tidak memaksakan haris bersekolah di SMP Negeri favorit di wilayah kota seperti putra-putra pejabat pada umumnya.

Akan tetapi keduanya lebih memilih bersekolah di SMP Muhammadiyah Program Khusus (PK).

“Keduanya juga sunatnya sama persis usianya dengan saya. Dulu saya juga sunatnya habis kelas VI mau naik ke SMP. Mungkin sudah tradisi. Sebenarnya kemarin mintanya pas kelas 4 SD sudah minta sunat cuma terhalang pandemi dan baru bisa dilakukan saat ini,” ujarnya. Wardoyo

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.