Beranda Daerah Karanganyar Soal Obat Kedaluwarsa Senilai Rp 983 Juta di RSUD, Kepala DKK Karanganyar...

Soal Obat Kedaluwarsa Senilai Rp 983 Juta di RSUD, Kepala DKK Karanganyar Angkat Bicara

Kepala Dinas Kesehatan (DKK) Kabupaten Karanganyar, Purwati M.Kes / Foto: Beni Indra

KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM -Soal ditemukannya bantuan obat-obatan berasal dari Pemerintah Pusat di Kabupaten Karanganyar senilai Rp 983 juta yang telah kedaluwarsa, Kepala Dinas Kesehatan (DKK) Kabupaten Karanganyar, Purwati M.Kes angkat bicara.

Banyaknya obat kedaluwarsa itu bukan berarti adanya pembuatan melainkan serapannya yang rendah.

“Itu begini, sesuai Standar Operatin Procedure (SOP) obat yang kedaluwarsa itu adalah jenis obat emergency yang mana dipakai atau tidak dipakai tetapi rumah sakit wajib menyediakannya dan jika tidak menyediakan justru salah,” ungkap Kepala DKK Karanganyar, Purwati M.Kes kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Kamis (28/7/2022).

Adapun dalam realisasinya, penyerapan obat cukup rendah,  maka dengan sendirinya obat itu tersimpan lama dan masuk kategori kedaluwarsa.

Purwati menjelaskan,  obat darurat yang harus disediakan itu di antaranya serum bisa ular, obat HIV serta obat-obatan anafilatik lainnya. Semua obat yang kedaluwarsa itu nilainya Rp 983 juta tidak sampai Rp 1,2 miliar seperti yang dipertanyakan oleh Komisi D DPRD Karanganyar.

Baca Juga :  Kolaborasi dengan Persadia, Novo Nordisk Indonesia Edukasi Pencegahan dan Penanganan Diabetes Sejak Dini

Menurut Purwati, dari seluruh obat kedaluwarsa itu ada yang bisa diretur dan ada yang tidak bisa diretur produsen obatnya. Namun yang jelas masa kedaluwarsanya berbeda-beda.

Kini lanjut Purwati obat kedaluwarsa itu sudah memasuki pemusnahan, namun lagi-lagi pihaknya harus menyediakan yang baru lagi karena obat kedaruratan itu sifatnya mutlak harus tersedia.

“Saat ini sudah dilakukan pemusnahan obat kedaluwarsa tersebut,” pungkas Purwati.

Sebagai informasi sebelumnya Komisi D DPRD Karanganyar menyoal banyak nya obat kedaluwarsa di RSUD Karanganyar ditengarai senilai Rp 1,2 miliar. Namun hasil akhir penghitungan ternyata nilainya tidak sampai sebanyak Rp 2 miliar. Beni Indra

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.