Beranda Daerah Sragen Sragen Masih Peringkat 33 Pemerintah Inovatif, Bupati Tegaskan Satu Desa Satu Inovasi...

Sragen Masih Peringkat 33 Pemerintah Inovatif, Bupati Tegaskan Satu Desa Satu Inovasi Wajib Hukumnya

Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati meminta jajaran OPD hingga Pemdes untuk terus menggali inovasi.

Pasalnya pada tahun 2021, Sragen hanya menduduki peringkat 33 dalam Inovatif Government Award (IGA) atau ajang penghargaan pemerintah inovatif.

Hal itu disampaikan saat digelar bimbingan teknis (Bimtek) Pengisian Indikator Indeks Inovasi Daerah di Ruang Sukowati Setda Sragen, Kamis (28/7/2022).

Bimtek yang diselenggarakan dalam rangka penghargaan Inovative Government Award (IGA) dari Kemendagri itu menghadirkan narasumber dari Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri yakni Awan Yanuarko dan Arsyad Sektyo.

Kepala Bappeda Litbang Sragen, Aris Tri Hartanto mengatakan Bimtek digelar sebagai tindak lanjut penguatan inovasi daerah.

Kemudian pengintegrasian inovasi dengan pembuatan sistem di Bappeda Litbang melalui aplikasi si RISMA (Sistem Informasi Riset Inovasi Pemerintah dan Masyarakat Kabupaten Sragen) yang bertujuan untuk menampung semua inovasi yang ada di Sragen.

Nantinya dari inovasi yang masuk akan dipilih kematangan inovasi yang paling maksimal untuk dapat diusulkan dan masukkan ke IGA 2022..

“Inovasi yang sudah masuk melalui si RISMA sampai saat ini sebanyak 141 inovasi,” ujarnya.

Aris menambahkan pimpinan instansi SKPD/OPD, lembaga, Kepala Puskesmas perlu dukungan capaian kematangan inovasi yang sudah terinput di si Risma.

Di antaranya dalam hal regulasi, dukungan penganggaran, SOP/juknis dan adanya video tutorial terkait dengan inovasi atau aplikasi yang ada di OPD maupun lembaga/instansi.

Baca Juga :  Sudaryono Janjikan Hadiah Motor Nmax bagi Kader Peraih Suara Terbanyak dalam Upaya Menangkan Bowo-Suwardi di Pilkada Sragen 2024

Pada kesempatan tersebut Bupati Sragen menyerahkan hadiah kepada para pemenang Lomba Krenova (Kreativitas dan Inovasi Masyarakat) tahun 2022 yang dilaksanakan pada awal bulan Juli lalu.

Adapun juara I diraih SMP Negeri 2 Kalijambe dengan judul temuan Pak PURBA (Pasta Kapur Batik) untuk kategori pelajar SMP/SMA/sederajat.

Sedangkan kategori Mahasiswa/Masyarakat Umum Juara 1 Anik Purwanti judul temuan Pembuatan jamur krispi dengan tehnik hemat minyak.

Sementara, Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati dalam sambutannya menyatakan rasa syukurnya kepada Kabupaten Sragen karena tidak pernah berhenti berinovasi.

Menurutnya inovasi sangat penting dalam melayani pelayanan publik. Sebab tujuan pemerintahan adalah untuk melayani masyarakat. Ia pun menekankan agar desa dan OPD tak berhenti berinovasi serta wajib membuat satu inovasi.

“Karena saya yakin di Sragen ini orang tidak pernah berhenti berinovasi. Saya pernah sampaikan bahwa satu OPD satu inovasi. Wajib hukumnya. Bagaimana hal ini menjadi daya dorong yang luar biasa kita harus rajin menyiapkan dokumen pendukungnya. Karena saat seluruh inovasi tidak disertai dengan dokumen inovasi, sehingga kematangan inovasi kita rendah.”ungkap Bupati dengan sapaan Mbak Yuni.

Pada tahun 2018 Sragen mendapat peringkat 12 dalam penghargaan IGA. Namun setelahnya pada tahun 2019 turun diperingkat 45. Dan semakin turun di tahun berikutnya pada 2020.

Akibatnya seluruh OPD tidak fokus dalam berinovasi. Sekalipun berinovasi tidak berdokumen dengan benar sehingga tak berkontribusi menaikkan peringkat inovasi Sragen.

Baca Juga :  Kampanye Terbuka Paslon 02 Sigit-Suroto di Sragen Libatkan Banyak Anak-anak, Bawaslu Langsung Beri Peringatan Melalui Pembawa Acara di Panggung

“Untuk itu saya selalu tekankan untuk semangat berinovasi. Sehingga pada tahun 2021 kita naik kembali pada peringkat 33. Pertanyaannya adalah kita mau peringkat berapa di tahun 2022 ini? Kita targetkan bersama di tahun 2022 ini bisa masuk 10 besar,” ujarnya.

Untuk menunjang harapan itu semua Bappeda Litbang bekerja sama dengan Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia menyelenggarakan Bimtek dengan mendatangkan narasumber yang berkompeten sehingga dapat membuka cakrawala peserta.

“Saya minta nanti semua untuk belajar. Apa saja kekurangan kita dan melengkapi dokumen inovasi. Kepada semuanya harus bisa menjadi inisiator. Kita harus mulai memperbaiki diri. Tanpa ada tantangan kita pasti akan menjadi pegawai yang tidak akan bergerak,” pungkasnya. Wardoyo