Beranda Umum Nasional Terungkap, Kelakuan Brigjen Hendra Saat Antar Jenazah Brigadir J yang Sangat Lukai...

Terungkap, Kelakuan Brigjen Hendra Saat Antar Jenazah Brigadir J yang Sangat Lukai Perasaan Keluarga. Ternyata Juga Tolak Keinginan Pemakaman Secara Dinas!

Brigjen Hendra Kurniawan. Foto/JSnews

JAMBI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Keluarga almarhum Brigadir Josua Hutabarat alias Brigadir J, mengungkapkan sejumlah intimidasi yang dilakukan Karo Paminal nonaktif, Brigadir Jenderal Hendra Kurniawan bersama personel polisi lain saat mengantar jenazah Brigadir J ke rumah duka di Sungai Bahar, Muaro Jambi, Sabtu (9/7/2022) silam.

Tak hanya menghardik keluarga dengan melarang membuka peti, merekam serta memfoto almarhum, saat itu, telepon seluler semua anggota keluarga yang berada di rumah ikut disita.

Dengan arogan, saat itu Hendra disebut meminta agar keluarga menerima kematian Yosua dan tak memperpanjang masalah ini.

Hal itu diungkapkan koordinator pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak.

Kepada wartawan ia mengatakan saat mengantar jenazah Brigadir J, Hendra juga menolak permintaan keluarga agar Yosua dikubur secara kedinasan Polri.

“Perlakuan itu melukai perasaan keluarga korban yang tengah dirundung duka,” tuturnya, Minggu (25/7/2022).

Tempo berupaya mewawancarai Hendra, namun dia belum menanggapi hingga hari kemarin.

Pemeriksa Utama Divisi Profesi dan Pengamanan, Komisaris Besar Leonardo Simatupang membantah kabar intimidasi kepada keluarga Yosua.

Baca Juga :  Kritik Pedas Virdian soal Banjir Sumatra Viral, Pemerintah Dinilai Ambigu dengan Membuka Donasi

Dia mengklaim datang ke Jambi dan menyerahkan jenazah Yosua kepada keluarga, bukan Hendra.

“Tidak ada itu. Kedatangan kami untuk menjelaskan duduk persoalan sekaligus mengantarkan mutasi adik kandung Brigadir Y,” ujarnya.

Yosua tewas setelah terlibat aksi baku tembak dengan rekannya sesama anggota Polri ,Bhayangkara Dua Richard Eliezer Pudihang Lumiu, di kediaman Irjen Ferdy Sambo.

Menurut polisi, kejadian itu berawal ketika Yosua melakukan pelecehan seksual terhadap istri Ferdy yang kemudian berteriak meminta tolong.

Richard yang berada di lantai dua rumah lantas turun sehingga terjadi aksi baku tembak dengan Yosua.

Menurut keterangan kepolisian, Yosua menerima tujuh luka tembak dan satu peluru bersarang di dada.

Keluarga tak percaya dengan cerita polisi tersebut. Mereka curiga setelah menemukan sejumlah luka selain bekas tembakan di tubuh Yosua.

Selain itu, mereka juga menilai ada kejanggalan dalam hal hilangnya tiga telepon seluler milik Yosua.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo akhirnya membentuk tim khusus untuk menangani kasus ini.

Baca Juga :  Konflik Memanas, PBNU Versi Gus Yahya Siapkan Pleno Tandingan

Sigit juga menonaktifkan Ferdy Sambo untuk objektivitas proses investigasi. Setelah itu dinonaktifkan juga Kapolres Jakarta Selatan Komisaris Besar Polisi Budhi Herdi Susianto dan Brigadir Jenderal Polisi Hendra Kurniawan, mereka dianggap menyalahi prosedur saat menangani kasus kematian Brigadir J.

www.tempo.co

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.