Beranda Umum Nasional Video Pelukan Erat dengan Ferdy Sambo Beredar Luas, Sosok Jenderal Ini Jadi...

Video Pelukan Erat dengan Ferdy Sambo Beredar Luas, Sosok Jenderal Ini Jadi Sorotan. Disebut Bisa Terseret Masalah

Tangkapan layar momen Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran memeluk erat dan memberi support Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo. Foto/Jsnews

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kasus penembakan ajudan Kadiv Propam, Brigadir Joshua Hutabarat (Brigadir J) di rumah Irjen Pol Ferdy Sambo turut berimbas ke Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran.

Momen pelukan erat antara Fadil dengan Irjen Ferdy Sambo sesaat usai kasus penembakan meledak, menuai banyak sorotan.

Akibat momen emosional itu, kini nama Fadil pun dalam ancaman dan bisa terseret masalah. Momen pelukan erat Fadil itu mencuat dari video yang luas beredar di media sosial beberapa waktu lalu.

Dalam video itu, Irjen Ferdy Sambo bertemu dengan Kapolda Metro Jaya Fadil Imran.

Tampak mereka berpelukan dan Fadil Imran menguatkan Sambo. Momen pelukan erat Fadil itu menuai kritikan.

Salah seorang pakar hukum, Muhammad Taufik menganggap bahwa pertemuan petinggi Polri tersebut tidak bisa dilakukan dan tidak bisa dibenarkan dari sisi etik.

“Bagaimana mungkin menegakan sebuah kasus yang memiliki unsur pidana kalau orang yang memiliki pangkat lebih tinggi dan orang itu berada pada wilayah yang harus menindak orang yang diduga melakukan kejahatan, dia justru menyambangi orang yang layak atau setidaknya kemudian mungkin menjadi tersangka? Dia mendatangi Ferdy sambo ini sebuah kesalahan,” ujar Taufik dalam disuksi online yang diadakan Pusat Kajian dan Analisis Data (PKAD) pada Selasa (19/7/22).

Taufik pun menjelaskan polisi tidak boleh melakukan hal tersebut karena selain tertib sipil, Polisi memiliki Kode Etik Perwira Polisi (KEPP).

Baca Juga :  Sebulan Usai Bela Program MBG dengan Bentak-bentak Siswa, Deddy Corbuzier Dilantik jadi Stafsus Menhan. Wouw, Keren!

Mengacu pada kode etik tersebut, anggota yang sedang terlibat masalah tidak diperbolehkan seorang atasan atau yang memiliki jabatan lebih tinggi mengunjunginya.

“Jadi ketika seseorang dalam pusaran masalah tidak diperbolehkan atasan atau yang memiliki jabatan lebih tinggi mengunjungi,” tambah Taufik.

Hal yang dikhawatirkan dengan adanya pertemuan tersebut menurut Taufiq akan berisiko mengarah pada ketidakadilan.

Khusus kasus ini, sebagaimana diketahui yang menangani awal bahkan sampai memberikan keterangan adalah Kapolres Jakarta Selatan.

Sedangkan Fadil Imran berstatus sebagai Kapolda atau pimpinan yang lebih tinggi di wilayah tersebut. Sehingga dianggap tidak etis apabila melakukan pertemuan tersebut.

“Kalau polresnya sudah melakukan penyidikan Kapoldanya kemudian memeluk dan mencium kening dan mengatakan ‘ini adik asuh saya, saya ikut prihatin’ itu tidak dibenarkan. Jadi dari sisi etika itu sudah tidak benar,” imbuhnya.

Taufik bahkan mengklaim telah berbicara dengan jajaran kepolisian yang memiliki sejumlah jabatan dan membenarkan bahwa apa yang dilakukan oleh Fadil Imran tersebut tidaklah tepat.

“Dan saya sudah membahas ini secara offline dengan kawan-kawan yang duduk di kepolisian yang memiliki sejumlah jabatan, termasuk orang dekat yang saat ini menjadi pusaran. Jadi mereka membenarkan pernyataan saya, tidak etis itu,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Taufik menyampaikan ASN dalam hal ini polisi, tidak boleh diberi bantuan hukum. Taufiq memberikan contoh yakni kasus Irjen Napoleon Bonaparte.

Baca Juga :  Praperadilan Ditolak, Hasto Kristiyanto Tetap Berstatus Tersangka

“Di ASN itu orang yang kena masalah, jangankan disupport diberi bantuan hukum saja tidak boleh. Coba kita lihat sekarang Irjen Napoleon Bonaparte, apakah institusi Polri menjenguk dan memberikan support? Kan tidak,” ungkapnya.

Terpisah, Fadil Imran juga sempat memberikan klarifikasi soal momen dia berpelukan dengan Ferdy Sambo yang menangis. Menurutnya hal itu semata dilakukan untuk memberikan support terhadap masalah cobaan yang sedang dialami.

“Saya memberikan support pada adik saya Sambo, agar tegar menghadapi cobaan ini. Ini tidak mudah dan dapat menimpa siapa saja,” ujar Fadil kepada awak media. Wardoyo