BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Debbie Ratnasari (30), warga Dukuh Rogomulyo, Desa/Kecamatan Teras, Boyolali menjadi korban penipuan jual beli online.
Tak tanggung-tanggung, kerugian yang dialami Debbie mencapai Rp 3,3 miliar.
Debbie mengaku, kejadian bermula pada bulan Januari 2022. Sebagai reseller produk elektronik dan peralatan rumah tangga yang juga bergabung dalam sebuah grup telegram, dia tertarik dengan produk-produk yang ditawarkan seorang supplier berinisial AY.
Dia lalu bergabung dalam grup WhatsApp Akta yang diadmini AY itu. Harga barang jauh lebih murah, bahkan bisa selisih hingga separuhnya dari harga pasaran. Sehingga tawaran produk dalam grup itupun sangat laris.
“Syaratnya, pembayaran harus dimuka dan beberapa hari bahkan hingga 2 pekan barang baru sampai,” katanya, Kamis (21/7/2022).
Debbie yang juga punya grup sesama reseller itupun kemudian menawarkan produk dari AY itu ke grup jejaring yang dia kelola.
Begitu seterusnya, anggota dari grupnya kemudian menawarkan produk ke resseler lagi hingga banyak konsumen yang tertarik.
Debbie pun kemudian kebanjiran pesanan produk tersebut.
“Sebelum transaksi, saya tanya reseller lain yang sudah lebih dulu gabung. Saya tanya yang dari Kendal, katanya aman. Barang dikirim tepat waktu. Ternyata memang benar.”
Pada bulan Maret, AY mulai open produk elektronik rumah tangga.
Dengan harga yang terpaut jauh dari harga pasar, item yang ditawarkan mendapat respon positif dari reseller-reseller dibawahnya.
“Tapi, waktu pengirimannya mulai mencurigakan. Bahkan terlambat hingga lebih dari sepekan.”
Belakanan, kondisinya semakin parah. Pesanan bulan Maret yang mestinya diterima April tak kunjung dikirim. Kondisi ini juga dialami reseller lain. Hingga akhirnya para member ini menanyakan keterlambatan pengiriman barang.
“Saat saya tanya, AY menjawab stok pabrik belum siap. Namun, ditunggu hingga akhir Juni barang pesanan juga belum sampai.
Padahal dia sudah menyetor uang sebesar Rp 3,3 miliar.”
Padahal, uang tersebut adalah uang dari para reseller. Hingga akhirnya pada awal Juli 2022, AY tak bisa dihubungi. Dia dan beberapa member berusaha mencari keberadaannya, namun hasilnya nihil.
“Ada yang mencari di Parung, Depok, di Cinere, ada yang datang di Bogor. Tapi ketiga tempat itu kosong. Akhirnya, saya dan reseller lain sepakat lapor polisi.”
Dihubungi terpisah, Kasi Humas Polres Boyolali AKP Dalmadi membenarkan adanya dugaan laporan penipuan tersebut. “Betul, laporan sudah kami terima. Dan saat ini dilakukan pendalaman.” Waskita
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.














