Beranda Daerah Wonogiri Akhirnya Rumah Sakit Tidak Gunakan Tempat Tidur dari Buatan Negeri, Soalnya Sudah...

Akhirnya Rumah Sakit Tidak Gunakan Tempat Tidur dari Buatan Negeri, Soalnya Sudah Bisa Bikin Sendiri Seperti di ATMI Surakarta

Tenaga kesehatan RSUD Dokter Soediran Mangun Sumarso Wonogiri mengenakan alat pelindung diri lengkap saat menangani pasien Covid-19. Foto: JSNews/Aris Arianto

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Akhirnya rumah sakit tidak gunakan tempat tidur buatan luar negeri.

Hal ini menyusul kebijakan bahwa impor bed rumah sakit telah ditutup.

Terlebih saat ini Indonesia sudah bisa membuat sendiri tempat tidur dalam kapasitas banyak dan kualitas bagus. Salah satunya dibuat di Politeknik ATMI Surakarta.

Melansir kemkes.go.id, Senin (22/8/2022) Menteri Kesehatan RI atau Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah telah menutup keran impor untuk tempat tidur rumah sakit.

Penutupan dilakukan karena Indonesia sudah mampu produksi tempat tidur RS dalam jumlah besar dan kualitas yang bagus. Salah satunya yang dilakukan di Politeknik ATMI Surakarta.

”Salah satu alkes yang impornya sudah kita tutup 100% adalah tempat tidur RS. Kita sudah mampu memproduksi sendiri dalam jumlah yang besar. Tempat tidur ini kualitasnya juga sudah canggih, ada yang manual dan elektrik juga,” kata Menkes Budi Gunadi Sadikin.

Dikatakan Menkes Budi Gunadi Sadikin, penutupan impor ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk menggencarkan Gerakan Bangga Buatan Indonesia.

Baca Juga :  Begini Cara Penanganan Cedera Olahraga oleh Guru PJOK Karangtengah Wonogiri

Sekaligus penerapan pilar ketiga transformasi sistem kesehatan, transformasi ketahanan sistem kesehatan guna meningkatkan penggunaan komponen dalam negeri.

Saat ini, Kemenkes telah memulai gerakan tersebut, dengan melakukan pembelian 300 ribu alat ukur antropometri untuk didistibusikan ke Posyandu di seluruh Indonesia.

”Selanjutnya kita juga akan melakukan pembelian USG karya anak bangsa untuk dikirimkan ke Puskesmas. Saat ini kami sudah mencatat, alat kesehatan apa saja yang bisa diproduksi dalam negeri, selanjutnya masuk ke e-katalog dan kita kunci. Jadi nanti fasyankes di pusat dan daerah harus pakai produk-produk tersebut,” lanjut Menkes Budi Gunadi Sadikin.

Langkah tersebut diperlukan untuk mendorong kemandirian industri alat kesehatan lainnya dan mendukung agar alkes produksi UMKM bisa menguasai pangsa pasar dalam negeri.

Menkes berharap penutupan akses impor dapat mendorong para UMKM untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas produksi alkes dalam negeri serta meningkatkan kemampuan distribusi yang lebih baik, sehingga nantinya Indonesia bisa lebih mandiri dan tidak lagi bergantung dengan alat kesehatan impor.

Baca Juga :  Catat! Ini 25 Indikator TPS Rawan Selama Pilkada 2024, Tempatmu Termasuk Tidak?

”Untuk itu, kami sering melakukan kegiatan pembinaan seperti ini, untuk bertemu secara langsung dengan pelaku usaha. Sehingga apa yang menjadi kendala-kendala mulai dari produksi sampai distribusinya bisa kita bantu cari kan solusinya,” tandas Menkes Budi Gunadi Sadikin. Aris Arianto