JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Ibu Bocah 13 Tahun Korban Perkosaan Hingga Hamil di Sragen Kekeh Tolak Bayinya Diadopsi. Warga dan Aktivis Khawatirkan Ini

Ilustrasi siswi hamil. Foto/Istimewa
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM
Kisah tragis siswi SMP di salah satu desa di Jenar berinisial DA (13) yang menjadi budak nafsu bapak tirinya, J (34) hingga hamil dan melahirkan bayi, menuai empati dari berbagai kalangan.

Meski demikian, pihak keluarga terutama ibunya, dikabarkan kekeh menolak tawaran pihak yang ingin mengadopsi bayi DA.

Salah satunya tawaran adopsi yang diajukan oleh Komunitas Perempuan Soloraya belum lama ini.

Salah satu aktivis komunitas itu, Putri, mengaku sudah sempat memberikan pendampingan dan advokasi terhadap DA yang diperkosa bapak tirinya hingga hamil itu.

“Kita juga sudah mengunjungi korban dan keluarganya. Sampai di titik ini kami berusaha untuk memberikan alternatif terbaik. Namun keluarga sepertinya menolak tawaran itu,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Minggu (21/8/2022).

Putri menuturkan alternatif untuk mengadopsi bayi DA yang ditawarkan ke ibu korban, ditolak dengan alasan masih sanggup menghidupi.

Namun melihat kondisi ekonomi keluarga apalagi ibunya juga sedang mengasuh bayi sementara suami dipenjara, ia khawatir jika bayi DA kurang mendapat perawatan.

Baca Juga :  OPTIMALISASI LORONG SEKOLAH MENJADI LORONG LITERASI

Pasalnya saat ini DA yang duduk di kelas 1 SMP memutuskan melanjutkan sekolahnya.

“Kita khawatir ibunya memanfaatkan anaknya untuk mendapatkan bantuan. Karena bantuan kan nggak datang setiap saat. Padahal anak kan nggak cuma butuh makan tapi juga pendidikan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Putri mengatakan pihaknya mengaku miris melihat kondisi DA serta bayinya.

Meski demikian, tidak bisa berbuat banyak mengingat berbagai solusi dan alternatif bantuan yang ditawarkan ke keluarga selalu ditolak.

“Kita berusaha untuk memberikan solusi terbaik untuk DA dan ibunya. Tapi bagaimana lagi, ibunya nggak mau. Kemarin dari dinas juga sudah ada tawaran agar anaknya dibawa ke panti asuhan. Ibunya tidak memberi izin juga,” jelasnya.

Tak hanya sekadar adopsi, namun pihaknya berusaha meyakinkan untuk mencarikan keluarga yang benar-benar bisa menjamin anak korban, tetap tidak direspon oleh ibunya.

Baca Juga :  Media Sragen Terkini (MST HONGKONG), Grup Pertama yang Terdaftar di Kemenkumham dan Memiliki Anggota Terbanyak di Kota Sragen

“Korban sendiri katanya akan putus sekolah setelah lulus SMP. Ini yang kami khawatirkan. Karena tanggungjawab mengasuh anak kan nggak cuma ngasih makan, tapi juga membedakan dan mengurus pendidikannya juga,” urainya.

Ia berharap apa yang dialami DA bisa mendapat perhatian dan keluarga bisa membuka diri untuk menerima solusi yang terbaik.

Sehingga bisa memberikan hak untuk DA yang masih ingin menuntut ilmu, namun kelangsungan bayinya juga tetap bisa terjamin.

Terpisah, Kades setempat, AS membenarkan jika sudah ada beberapa pihak yang ingin mengadopsi anak DA. Namun sebuah ini tidak ada satupun yang dibolehkan oleh orangtua DA.

“Kasihan juga melihatnya. Kemarin ada tawaran beberapa yang mau adopsi, tapi ditolak. Padahal kemarin pas kami kunjungi ke rumahnya, bayi DA terpaksa disusui dan sangat miris karena anak sekecil itu yang sebenarnya disarankan tidak boleh menyusui, terpaksa nyusui bayinya. Katanya nggak punya uang untuk beli susu formula,” ujarnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com