JOGLOSEMARNEWS.COM — Tidur merupakan kebutuhan semua orang, dari bayi hingga orang tua. Kemudian apa yang akan terjadi bila anak-anak kurang tidur?
Baru-baru ini para peneliti berpendapat jika kurang tidur pada masa anak-anak dapat mengubah cara berpikir. Kurang tidur juga dapat mempengaruhi ukuran tubuh anak.
Dikutip dari WebDM bagi anak-anak yang kurang waktu tidur mungkin tumbuh lebih kecil dari usianya atau bahkan tidak tumbuh. Selain itu, ada juga risiko jika anak malas tidur siang. Semuanya berkaitan dengan kesehatan.
Berikut masalah yang akan terjadi jika kurang tidur, seperti dilansir dari Healthline:
Risiko Obesitas
Masalah yang dapat terjadi bagi siapa saja yang meremehkan pentingnya tidur adalah obesitas pada masa kanak-kanak. Di Amerika Serikat peningkatan obesitas pada masa anak-anak menjadi tiga kali lipat sejak tahun 1970-an.
Menurut para ahli tidur, sudah diketahui bahwa tidur dan penambahan berat badan berhubungan erat. Meskipun hal-hal lain dapat menyebabkan obesitas seperti makanan cepat saji dan kurang olahraga, kurang tidur bisa jadi faktor kunci. Itu karena secara langsung mempengaruhi Ghrelin–hormon yang mengontrol nafsu makan. Ada pula kerja leptin yang menurunkan nafsu makan. Ketika kurang tidur, Ghrelin akan meningkat dan Leptin menurun. Setelahnya kita akan menjadi lebih lapar.
Gejala ADHD
ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder adalah gangguan mental yang menyebabkan anak sulit memusatkan perhatian, serta memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif. Kondisi ini dapat berdampak pada prestasi anak di sekolah. Kurang tidur juga dapat menimbulkan gejala ADHD seperti perubahan suasana hati, mudah marah, dan ketidakmampuan untuk fokus.
Menurunkan Kemampuan Sosial
Studi yang dilakukan di University of Colorado Boulder mengemukakan bahwa anak yang kurang tidur tidak cukup ahli melakukan interaksi sosial. Jika keterampilan ini menurun, akan berdampak pada kemajuan belajarnya. Ketidakmampuan anak akan menghambat komunikasi antara anak dengan orang dewasa disekitarnya.
Kurang tidur juga dapat menyebabkan kecemasan, depresi, dan pelupa. Selain itu, kata para ahli, hal itu dapat berdampak pada sistem kekebalan tubuh sehingga menyebabkan lebih banyak pilek dan infeksi dan tekanan darah yang lebih tinggi.