SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Nama kampung atau tempat biasanya mengandung makna atau memiliki riwayat historis tertentu.
Namun di Sragen ada sebuah kampung yang memiliki naka tak lazim. Kampung itu memiliki nama yang identik dengan kata kasar.
Kampung itu bernama Mbajingan. Bertahun-tahun banyak jadi perbincangan dan bikin penasaran, kampung tersebut ternyata diketahui masuk wilayah Desa Ngrombo, Kecamatan Plupuh, Sragen.
“Iya, dulu kampung ini memang namanya itu (Mbajingan). Tapi sekarang sudah diganti jadi Bulurejo. Sudah lama gantinya,” ujar Ketua RT 13, Dukuh Bulurejo, Desa Ngrombo, Suyanto kepada JOGLOSEMARNEWS.COM .
Suyanto menuturkan dari cerita leluhurnya, dulunya kampung tempat tinggalnya memang bernama Mbajingan.
Soal latar belakang dan asal-usul dinamakan Mbajingan, ia tidak tahu persis. Nama Mbajingan dimungkinkan dinamakan oleh para pendahulu.
Namun seiring perkembangan zaman, karena namanya terkesan kasar dan tak lazim, akhirnya kampung itu dirubah namanya menjadi Bulurejo.
“Saya nggak tahu persis dari mana asal usulnya, siapa yang menamakan Mbajingan. Soalnya pas saya lahir namanya sudah diganti jadi Bulurejo,” urainya.
Suyanto tak menampik mendengar nama kampungnya Mbajingan, memang agak risih dan terkesan negatif. Atas alasan itulah, kemungkinan leluhur kemudian memutuskan mengganti nama kampungnya.
“Iya kesannya kan negatif. Karena dari namanya Mbajingan itu kan udah jelek,” urainya.
Dengan sudah dirubah menjadi Bulurejo, kini kampungnya sudah banyak berubah. Mulai dari infrastruktur dan jalan yang memadai hingga sarana ibadah yang bertebaran.
“Alhamdulillah sekarang TPA dan madrasah sudah banyak. Masjid sekarang sudah gede dan musala juga banyak. Ada 2 Musala, di RT 14 dan RT 11 masjid utama di RT 13,” jelasnya. Wardoyo