Beranda Daerah Sragen Jatuh Saat Latihan Silat, Kaki Siswi SMA di Sragen Membengkak dan Kini...

Jatuh Saat Latihan Silat, Kaki Siswi SMA di Sragen Membengkak dan Kini Lumpuh. Ibunya Pasrah Tak Punya Biaya

Kondisi Astri Aidiyah (17), siswi SMA asal Desa Banyurip, Sambungmacan, Sragen yang mengalami pembengkakan kaki dan lumpuh hanya bisa terbaring lemah karena ketiadaan biaya orangtuanya. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Nasib malang menimpa Astri Aidiyah (17) siswi SMA asal Dukuh Ndayu Lor RT 17, Desa Banyurip, Sambungmacan.

Siswi yang duduk di kelas 2 atau kelas XI sudah dua pekan lebih hanya bisa terbaring. Tidak ada aktivitas yang bisa dilakukan.

Hal itu karena kakinya mengalami pembengkakan dan dislokasi tulang cukup parah.

Mirisnya, kondisi ekonomi keluarga yang tidak mampu membuat siswi malang itu hanya bisa pasrah menunggu mukjizat.

Sang ibu yang selama ini mengasuh dan hanya berprofesi buruh, tak sanggup membawa ke pengobatan medis lantaran takut tak punya biaya.

Cerita Astri terungkap saat beberapa warga sekitar berupaya membantu membawanya ke RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen, Minggu (25/9/2022) malam.

“Dulu ceritanya pas latihan silat, dua kali jatuh dan tulang kakinya terpelintir seperti patah. Yang pertama sudah sembuh, yang kedua kemarin parah sampai bengkak. Karena orangtua takut nggak punya biaya ke rumah sakit, hanya diobatkan ke alternatif sangkal putung. Sekarang jadi lemah dan seperti lumpuh,” papar salah satu tokoh setempat, Kisworo yang membantu membawa ke RSUD Sragen, Senin (26/9/2022).

Baca Juga :  Misteri Motor di Jembatan Jurug Terungkap, Ternyata Warga Sragen yang Terpeleset Setelah Antar Anak dan Istri

Namun bukannya tambah sembuh, kondisi tulang kaki justru makin membengkak. Berulangkali dibawa ke sangkal putung, tidak ada perubahan.

Sampai akhirnya hanya bisa terbaring dan tak bisa digerakkan lagi. Kisworo menyebut selama dua pekan terakhir, siswi malang itu sudah tidak sekolah dan hanya terbaring di rumahnya.

Ia menyebut kondisi keluarga memang sangat memprihatinkan. Selama ini siswi malang itu hanya diasuh ibunya yang bekerja sebagai buruh pasar.

Sedangkan bapaknya sudah hilang tak tahu rimba tanpa pernah mengurus keluarga.

Ironisnya, saat dibawa ke RSUD Sragen, Minggu (25/9/2022) malam pukul 23.30 WIB, pihak rumah sakit menolak untuk menangani karena melihat kondisi sakit korban yang dinilai sudah parah.

Walhasil, malam itu korban dibawa pulang kembali ke rumah.

“Alasan petugasnya karena sudah terjadi dislokasi tulang sehingga tidak bisa ditangani. Suruh bawa pulang, akhirnya kami terpaksa membawa pulang lagi. Kasihan kondisinya Mas,” urainya.

Baca Juga :  Transformasi Lapas Sragen: Warga Binaan Pemasyarakatan Ekspor Produk Kerajinan ke Pasar Eropa dan Amerika

Bersama warga dan anggota DPRD Bambang Widjo Purwanto, ia mengaku masih akan berupaya memperjuangkan Astri agar bisa mendapatkan penanganan medis di rumah sakit.

Sehingga kondisinya bisa segera mendapat penanganan dan bisa disembuhkan. Wardoyo