KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Limbah, atau barang-barang sisa yang sudah tidak terpakai lagi, biasanya hanya akan dibakar atau masuk keranjang sampah dan dibuang begitu saja.
Demikian pula yang terjadi pada perajin bambu di Dusun Pondok Wetan, Desa Tugu, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar.
Di sana, limbah bambu yang merupakan sisa-sisa potongan dari bagian batang bambu yang telah digunakan sebelumnya, biasanya hanya dibuang begitu saja.
Masih banyak masyarakat, termasuk para perajin bambu, yang belum mengetahui sisa-sisa potongan bambu tersebut sebenarnya dapat digunakan atau diolah hingga menjadi produk yang berniai ekonomi.
Hal itu diakui oleh Budi Hartanto, salah satu perajin bambu di Dusun Pondok Wetan, Desa Tugu. Ia mengatakan bahwa selama ini limbah bambu hanya dibakar saja, atau dibuang.
“Sisa potongan bambu ini ya cuma dibakar saja, Mas. Kalau tidak dibakar, ya dibuang, toh sudah tidak berguna,” katanya.
Melihat kenyataan tersebut, mahasiswa KKN 136 Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mencoba memberikan sentuhan pada limbah bambu tersebut menjadi briket arang yang memiliki manfaat dan nilai jual.
Okka Sanjaya Bianannda, mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin 2019, selaku penangung jawab program kerja tersebut menjelaskan, bahwa tujuan dari program itu adalah memberikan pengetahuan baru tentang pemanfaatan limbah bambu agar lebih memiliki nilai jual lebih tinggi.
“Pengolahan limbah ini menjadi briket akan memiliki nilai jual dan pemanfaatanya jauh lebih optimal, jika hanya dibakar saja maka malah akan menimbulkan polusi” ungkap Okka.
Untuk melaksanakan program tersebut, beberapa perajin dan mahasiswa KKN 136 UNS menyiapkan beberapa alat dan bahan untuk membuat briket arang bersama-sama.
Sisa limbah bambu yang telah disediakan, kemudian di bakar dengan metode konveksi, dengan menggunakan reaktor untuk membuat bambu terkarbonasi menjadi arang.
Setelah itu, bambu tersebut dihaluskan, lalu di campur dengan sedikit tepung tapioka atau kanji, lalu dipadatkan menjadi bulat.
Selanjutnya, bulatan-bulatan tersebut dijemur sampai kering dan mengeras. Briket arang yang sudah jadi dikemas untuk menambah nilai jual.
Briket arang tersebut kemudian diberikan kepada beberapa perajin bambu yang berada di Dusun Pondok Wetan.
“Hasil briket arang ini akan diberikan kembali kepada perajin agar mereka memiliki gambaran yang riil tentang briket arang dari limbah bambu,” jelas Okka.
Melalui kegiatan tersebut mahasiswa KKN 136 UNS berharap agar para perajin bambu yang berada di Dusun Pondok Wetan dapat mengolah kembali limbah bambu yang telah mereka gunakan supaya lebih bermanfaat dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Redaksi