SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Memasuki bulan September sebagai bulan Kitab Suci, SD Marsudirini Surakarta menyelenggarakan perayaan ekaristi pembukaan bulan kitab suci nasional.
Perayaan ekaristi berlangsung di halaman sekolah mulai pukul 08.00 WIB, dengan menghadirkan pastor Rm Yohanes Dwi Andri Ristanto Pr.
Halaman sekolah yang cukup luas, penuh oleh siswa dari kelas 1 hingga kelas 6, para ibu guru dan segenap karyawan sekolah.
Dalam kotbahnya, Rm Dwi Andri Ristanto mengajak seluruh umat, termasuk para siswa, guru dan karyawan di SD Marsudirini tersebut untuk menghidupkan ruh belas kasih.
Sebab, hanya dengan belas kasih, sebagaimana yang dicontohkan oleh Kristus sendiri melalui perumpamaan-perumpamaannya, kehidupan di tengah masyarakat akan berlangsung dengan damai.
Meskipun pandemi Covid-19 sudah melandai, namun perayaan ekaristi tersebut masih tetap menggunakan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker dan cuci tangan.
Perayaan ekaristi tersebut dihadiri pula oleh Penanggungjawab Yayasan Marsudirini Perwakilan Surakarta, Sr M. Claudia, OSF, S.Pd.
Koordinator kegiatan, Astit Renggani S.Pd berharap, dengan perayaan ekaristi tersebut, umat dapat lebih mendalami dan mewujudnyatakan kasih dalam kehidupan sehari-hari.
“Tentu selaras dengan tema Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) tahun ini, yaitu ‘Allah harapan sumber hidup baru’,” ujar Astit.
Usai perayaan ekaristi, suasana dimeriahkan dengan penampilan karawitan dari guru, karyawan dan anak-anak yang mengikuti kegiatan ekstra karawitan.
“Latihannya termasuk spontan, karena hanya tiga kali latihan, tapi hasilnya tidak mengecewakan,” paparnya.
Sementara itu, Kepala SD Marsudirini Surakarta, Fransisca Romana Srilani, S.Pd. mengatakan dalam bulan kitab suci ini, warga sekolah yaitu guru, karyawan, peserta didik dan orangtua peserta didik diharapkan semakin tekun membaca dan mendalami isi kitab suci sebagai pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari.
Agar anak-anak lebih memahami dan mencintai kitab suci, maka sekolah mengadakan berbagai macam lomba yang materinya terkait isi kitab suci, baik secara perorangan maupun tim.
“Ada lomba membaca alkitab, pemazmur, dirigent, mencari dan menghias kutipan ayat kitab suci, mewarnai gambar, dan sebagainya,” ujar Sisca, sapaan akrabnya.
Dengan demikian harapannya, kitab suci bukan lagi hanya untuk disimpan menjadi penghias almari, namun benar-benar menjadi buku yang hidup dan sumber kehidupan manusia yang percaya kepada-Nya. Suhamdani