BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Tebing longsor terjadi di Dukuh Lemah Mendak Rt 03 Rw 04, Desa Ngablak, Kecamatan Wonosegoro, Boyolali. Beruntung, longsoran belum sampai mengenai rumah penduduk.
Namun demikian, warga diminta waspada. Pasalnya, ada potensi longsor susulan. Apalagi sudah terlihat retakan tanah di beberapa titik. Jika sampai longsor, dikhawatirkan, bakal mengenai rumah warga.
“Tercatat empat rumah yang terancam tertimpa longsoran. Apalagi, retakan tanah mulai terlihat dan berpotensi sepanjang 120 meter,” kata Kabid Kedaruratan dan logistik, BPBD Boyolali, Suherman, Jumat (21/10/2022).
Dijelaskan, tanah longsor tersebut terjadi pada Rabu (19/10/2022) malam. Pembersihan dilakukan oleh warga dan tim reaksi cepat (TRC). Namun, karena timbunan tanah cukup banyak, pihaknya lantas menerjunkan satu alat berat untuk membantu pembersihan.
“Kami sudah melakukan pembersihan, cuma sampai tiga perempatnya. Cuma kan tanahnya labil, jadi kami tidak berani, dan truknya itu tidak bisa masuk ke lokasi.”
Akibatnya, pembersihan dihentikan sementara sembari menunggu koordinasi dengan pihak desa dan kecamatan. Beruntung longsoran tanah tidak sampai menggeser bangunan atau menimpa tembok. Namun demikian, warga harus waspada potensi longsor susulan.
Pasalnya, retakan tanah sudah terlihat di beberapa titik.
Untuk itu, pihaknya mengimbau agar masyarakat yang tinggal di lereng bukit mengungsi sementara. Masyarakat juga diminta untuk waspada. Agar sewaktu-waktu ada tanah longsor bisa segera menyelamatkan diri.
“Paling tidak menjauh dari titik rawan longsor.”
Ditambahkan, potensi tanah longsor juga mengancam beberapa wilayah. Seperti Kecamatan Selo dan Cepogo serta Tamansari. Meski jika terjadi longsor agak berbeda dengan kawasan Boyolali bagian utara. Ini mengingat kontur tanah yang berbeda.
Ketika terjadi ditiga daerah tersebut, longsoran terjadi dengan cepat. Namun, untuk daerah utara cenderung pelan-pelan seperti tanah gerak.
“Kalau longsor di lereng Merapi-Merbabu bisa terjadi tiba-tiba. Beda di wilayah utara pelan-pelan seperti tanah gerak. Kondisi semacam ini bias aterjadi di Desa Kendel, Kecamatan Kemusu, juga di Kecamatan Wonosamudro dan daerah utara lainnya.” Waskita