JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Wonogiri

Festival Kopi dan Batik Wonogiri Kian Mantabkan Posisi Kota Sukses sebagai Gudangnya si Pahit Mantab dan Warisan Budaya Dunia

Festival kopi dan batik
Festival Kopi dan Batik Wonogiri. Dok. Facebook Eko Siswanto
   

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM Festival Kopi dan Batik Wonogiri kian mantabkan posisi Kota Sukses sebagai gudangnya si pahit mantab dan warisan budaya dunia.

Sebagaimana diketahui julukan si pahit mantab ditujukan bagi kopi, sedangkan warisan budaya dunia salah satunya tersemat pada batik.

Nah, ujung tenggara Jateng, Wonogiri merupakan satu dari sekian daerah yang menjadi sentra si pahit mantab dan warisan budaya dunia itu. Di Wonogiri ada sejumlah kecamatan penghasil kopi plus perajin batik.

Terkait hal itu Pemkab Wonogiri kemudian menggelar Festival Kopi dan Batik Wonogiri 2022 di Alun alun Krida Bakti Wonogiri, Sabtu-Minggu (1-2/10).

Direncanakan, festival itu akan dijadikan agenda tahunan.

Menurut Bupati, Festival Kopi dan Batik Wonogiri akan menjadi agenda tahunan. Hal itu dilakukan untuk terus mendorong komoditas kopi dan kerajinan batik Wonogiri agar terus berkembang.

“Festival ini sekaligus digelar untuk memeriahkan Hari Kopi Sedunia yang jatuh pada 1 Oktober dan Hari Batik Nasional yang jatuh pada 2 Oktober,” ujar Bupati Wonogiri Joko Sutopo, Minggu (2/10/2022).

Baca Juga :  25 Sekcam di Wonogiri Terima Motor Yamaha Aerox 155, Telan Anggaran 695 Juta

Menurutnya, potensi agro pertanian kopi dimiliki sekitar 16 kecamatan di Wonogiri. Oleh karena itu, diperlukan pendampingan-pendampingan agar kualitas dan kuantitasnya bisa seimbang.

Juga perlu dilakukan pelatihan-pelatihan pengelolaan, packaging, kemudian bisa berkolaborasi dengan sponsor, pemerintahan dan sebagainya.

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Wonogiri Verawati Joko Sutopo mengatakan, pihaknya ingin agar produk kopi dan batik Wonogiri dicintai dan digunakan oleh warga Wonogiri. Selanjutnya, kedua produk unggulan kabupaten tersebut diharapkan lebih dikenal dan digunakan oleh warga luar Wonogiri.

“Bagaimana angkringan, cafe kopi dan sebagainya menggunakan kopi Wonogiri agar produk kopi Wonogiri bisa diserap. Kemudian untuk batik, sebenarnya sebelum pandemi sudah banyak lomba. Nah, dalam acara ini akan ada batik carnival. Melihat antusiasmenya bagus, harapan saya akan terus diadakan,” ujar Verawati Joko Sutopo.

Dia menekankan pentingnya menjaga kualitas, kontinuitas dan keberlanjutan produk. Dengan demikian, batik maupun kopi Wonogiri akan semakin populer dan sejajar dengan produk-produk lain yang telah terkenal di Indonesia

Baca Juga :  Lebaran 2024 Telah Berlalu Saatnya Kembali ke Rutinitas, Bekerja dan Belajar Bolo

Festival tersebut diikuti 25 petani klaster kopi, 12 cafe atau kedai kopi, 17 perajin batik, enam perajin handicraft, tujuh pedagang kuliner, dua stand hortikultura dan satu Industri Kecil Menengah (IKM) gula kelapa Paranggupito. Acara juga dimeriahkan dengan pembagian 1.000 cangkir kopi gratis, prime time kopi, lomba menyeduh kopi, batik carnival, fashion show batik dan serta penampilan band akustik dan keroncong.

Dari informasi yang dihimpun, tanaman kopi kini dibudidayakan di 16 kecamatan di Wonogiri dengan 41 cafe atau kedai kopi. Lahan budi daya kopi tercatat mencapai 301 hektare, sedangkan jumlah produksinya mencapai 87 ton per tahun. Di sisi lain ada 21 perajin batik Wonogiri dengan 1.002 orang pembatik yang tersebar di berbagai kecamatan. Aris Arianto

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com