Beranda Daerah Sragen Momen Pengusaha Billy Beras Badminton Bareng Para Petani Sragen. Apresiasi Stop Impor,...

Momen Pengusaha Billy Beras Badminton Bareng Para Petani Sragen. Apresiasi Stop Impor, Sentilan untuk Mafia Selundupan

Para pemain tampak antusias mengikuti pertandingan badminton bareng petani yang diprakarsai pengusaha beras nasional asal Sragen, Billy Haryanto atau Billy Beras di GOR miliknya di Masaran Sragen, Rabu (12/10/2022) malam. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Pengusaha beras nasional asal Sragen, Billy Haryanto alias Billy Beras kembali menggelar pertandingan bulutangkis khusus di GOR miliknya di Masaran, Sragen.

Namun, menariknya kali ini bukan atlet-atlet top nasional atau legenda yang diundang, melainkan para petani penggemar olahraga tepok bulu.

Tak kurang dari puluhan petani pecinta badminton asal Masaran dan perbatasan Karanganyar turut hadir memeriahkan pertandingan.

Event khusus itu dibuka mulai Rabu (12/10/2022) malam ini. Kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Billy mengatakan event badminton khusus petani itu sengaja digelar untuk bersilaturahmi sekaligus mengajak petani berolahraga bulutangkis.

Para pemain tampak antusias mengikuti pertandingan badminton bareng petani yang diprakarsai pengusaha beras nasional asal Sragen, Billy Haryanto atau Billy Beras di GOR miliknya di Masaran Sragen, Rabu (12/10/2022) malam. Foto/Wardoyo

Lebih dari itu, event badminton bareng petani itu juga sebagai wujud apresiasinya atas sumbang sih petani dalam menjaga produktivitas padi. Sehingga sudah tiga tahun terkahir Indonesia bisa berhenti dari impor beras luar negeri.

Baca Juga :  KPU Sragen Dituduh Dzalim di Pilkada 2024, Tim Kampanye Paslon 02 Sigit-Suroto Beberkan Keburukan Selama Debat Terbuka Berlangsung

“Ini apresiasi kami untuk petani, karena berkat perjuangan mereka pula, Indonesia sudah tidak impor beras lagi dalam 3 tahun terakhir,” papar Billy kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , di GOR Billy Beras, Rabu (12/10/2022) malam.

Billy Haryanto alias Billy Beras. Foto/Wardoyo

Di sisi lain, pengusaha yang juga Wakil Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) DKI Jakarta itu menyentil masih maraknya beras selundupan asal Vietnam di berbagai wilayah Batam dan sekitarnya.

Praktik beras selundupan yang diduga melibatkan mafia itu dinilai sangat merugikan petani dan merusak stabilitas harga beras.

Pasalnya harga beras selundupan itu dijual Rp 2.000 lebih murah dari beras yang beredar.

“Yang kami sayangkan, mengapa pemerintah utamanya pihak yang punya otoritas untuk melakukan penindakan, sampai sekarang juga belum tergerak untuk menindaknya. Seperti terkesan ada pembiaran,” tandasnya. Wardoyo