Beranda Edukasi Kesehatan Tak Hanya Karena EG dan DEG pada Sirup, Peneliti: Penyakit Gagal Ginjal...

Tak Hanya Karena EG dan DEG pada Sirup, Peneliti: Penyakit Gagal Ginjal Akut Bisa Juga Dampak Covid-19

Ilustrasi ginjal. Pixabay

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Selama ini, penyakit gagal ginjal akut yang terjadi pada anak-anak di Indonesia lebih disebabkan oleh adanya etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) yang terkandung pada obat sirup.

Namun belakangan, seorang peneliti pada Professor Nidom Foundation (PNF), Prof Dr C.A. Nidom menemukan kemungkinan lain penyebab munculnya penyakit gagal ginjal akut pada anak-anak.

Alternatif kemungkinan lain tersebut adalah adanya infeksi virus Covid-19 yang masih terjadi, meski tanpa menimbulkan gejala.

“Covid-19 bukan hanya menyebabkan infeksi organ pernapasan, pencernaan, dan jantung, tetapi juga kegagalan multiorgan pada tubuh, salah satunya pada organ ginjal,” ujarnya dalam keterangannya, Minggu (23/10/2022).

Menurut Nidom, ada studi menarik yang dipublikasi tahun 2022, yang dilakukan di Iran dengan memantau 47 anak (umur lebih dari 2 bulan dan di bawah 18 tahun) yang positif Covid-19 untuk dievaluasi kondisi nefrologiknya (kondisi dan fungsi ginjal).

Gejala awal anak-anak tersebut menunjukkan gejala pernapasan yang berat, diarhea, demam yang tinggi. Untuk mengetahui konfirmasi Covid-19 digunakan RT-PCR dan foto X-ray paru.

Anak-anak yang terinfeksi Covid-19, menunjukkan 13 persen kadar urea nitrogen darah (BUN) sangat meningkat dan kemampuan filtrasi ginjal (GFR) sangat menurun sampai kurang dari 60ml/min/1.73, yang diderita oleh 66 persen anak yang positif Covid-19, dan beberapa penderita memerlukan hemodialisis.

Baca Juga :  Betulkah Minum Air Putih Hangat Bisa Turunkan Kadar Gula Darah dalam Tubuh?

Parameter lain yang bisa dilihat, peningkatan kadar BUN sebanyak 23 persen, kadar kreatinin sebanyak 27 persen, penurunan kadar natrium dan kalium masing-masing sebanyak 25 persen dan 10 persen, dan dari analisis urine sebanyak 27 persen dan adanya protein dalam urin 14 persen, glukosa 10 persen dan sel darah merah 17 persen.

Nidrom mengatakan banyak faktor yang bisa dipertimbangkan tentang  kemungkinan infeksi Covid-19 menyebabkan gagal ginjal akut. Pelonggaran kondisi lingkungan (prokes) dalam mencegah Covid-19, pelonggaran tes Covid-19, serta munculnya varian-varian baru yang belum terdeteksi karakter klinis dan dinamika virus.

Selain itu, telah dibukanya fasilitas sekolah, kantor dan fasilitas umum, yang masih memungkinkan terjadainya penularan (terbawanya virus dari satu tempat ke tempat lain).

Vaksinasi Covid-19

Nidom juga mengatakan bahwa vaksinasi Covid-19 bisa menimbulkan risiko yang sama dengan infeksi langsung oleh virus Covid-19.

“Meski belum semua formulasi vaksin yang telah diteliti terkait risiko timbulnya sindroma gangguan ginjal, tetap diperlukan kehati-hatian dan pertimbangan yang seksama,” ujarnya.

“Telah diteliti salah satu vaksin Covid-19 (vaksin molekular) yang diberikan pada anak 12-15 tahun, telah ditemukan dua kasus pada anak-anak tersebut gagal ginjal akut (AKI),” tambahnya.

Baca Juga :  Sederet Manfaat Daun Kelor untuk Kesehatan

Oleh karena itu, menurutnya, bila akan melakukan vaksinasi pada anak-anak, harus melalui rangkaian pengujian terhadap keamanan vaksin semua formulasi vaksin.

“Tidak hanya sekedar mengurangi dosis, atau pengujian pada tingkat uji klinis saja, tetapi harus dimulai uji awal yang meliputi uji pre-klinis 1 (toksisitas & kemanan), juga uji preklinis2 (uji tantang, dengan menggunakan anak monyet) dengan pengamatan  yang butuh waktu lebih lama, untuk mengetahui efek vaksin pada gangguan organ-organ tubuh (fisiologis & mikroskpis),” ujarnya.

www.tempo.co