Beranda Daerah Sragen Ending Kasus Bullying Siswi Tak Berjilbab di Sragen. Masih Trauma, Korban Akhirnya...

Ending Kasus Bullying Siswi Tak Berjilbab di Sragen. Masih Trauma, Korban Akhirnya Pindah Sekolah

Orangtua siswi SMAN 1 Sumberlawang, Agung Purnomo bersama sang istri dan putrinya yang diduga menjadi korban bullying, saat melapor ke Polres Sragen, Rabu (9/11/2022). Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Siswi SMAN 1 Sumberlawang, SF (15) akhirnya memutuskan memilih untuk hengkang dari sekolah itu setelah kasus perundungan atau bullying yang dialaminya.

Siswi kelas X itu hingga kini masih belum mau masuk sekolah dan trauma imbas perundungan dari guru dan siswa lain yang dialaminya.

Pihak orang tua menyebut opsi pindah sekolah terpaksa akan ditempuh jika korban tetap tidak mau masuk.

“Kami akan kuatkan mentalnya dulu agar mau masuk kembali. Apalagi sudah ada perdamaian dan pihak sekolah menjamin tidak akan ada perundungan lagi. Tergantung anaknya gimana nanti, kalau terpaksa pindah ya mau bagaimana lagi,” ujar Agung Purnomo, ayah SF usai perdamaian di Mapolres Sragen, Kamis (17/11/2022).

Setelah mediasi di Mapolres Sragen, Agung mengatakan, pihaknya akan fokus mengembalikan kepercayaan diri sang anak.

“Sampai hari ini memang belum mau masuk sekolah. Setelah ini kami akan berusaha memberikan treatment bagaimana bisa kuat lagi. Karena mengembalikan rasa percaya diri menjadi PR kita bersama,” jelasnya.

Baca Juga :  Wakil Bupati Sragen Suroto Hadiri Acara Halalbihalal Bersama Perangkat Desa di Kalijambe Dengan Menyerahkan Dana Pensiun

Agung menjelaskan, dari awal pengaduan perundungan ke Polres Sragen, pihaknya samasekali tidak ada niatan untuk mempidanakan guru.

Ini adalah salah satu upaya untuk mengembalikan kepercayaan diri sang anak dan agar tidak terjadi lagi perundungan serupa.

“Sejak awal muncul masalah ini, kami hanya memikirkan bagaimana mengembalikan kepercayaan kepada anak. Bahwa masa depan yang lebih luas sudah menanti dan dinamika seperti ini harus dilalui oleh setiap anak dalam meraih cita-cita,” tandasnya.

Agung mengaku lega berkat mediasi yang dilakukan oleh pihak Polres Sragen. Dalam mediasi tersebut, sejumlah pihak dipanggil untuk memberikan pandangannya guna menyelesaikan masalah perundungan ini.

Harapannya masalah ini bisa menjadi evaluasi lembaga pendidikan untuk menghadapi masalah perundungan yang masih terjadi di sekolah.

Baca Juga :  Heboh Warga Waduk Kedung Ombo Tolak Proyek PLTS dengan Memasang Spanduk Protes "Nek Mbok Gusor Utangku Piye?"

“Ke depannya yang harus digarisbawahi adalah bullying itu bukan suatu aib, tapi harus dihadapi oleh lembaga pendidik dan bersinergi dengan orang tua. Bagaimana menghadapi kompleksitas permasalahan anak-anak sebagai generasi penerus, dan itu harus diselesaikan dengan baik,” pungkasnya. Wardoyo