Beranda Daerah Sragen Gara-gara Tak Pakai Jilbab, Siswi SMA Putri Pengusaha di Sragen Jadi Korban...

Gara-gara Tak Pakai Jilbab, Siswi SMA Putri Pengusaha di Sragen Jadi Korban Perundungan Oknum Gurunya

Ilustrasi Cyber Bullying. Pixabay

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Seorang siswi SMAN 1 Sumberlawang asal Doyong, Miri, dikabarkan menjadi korban bullying atau perundungan.

Siswi yang tidak mengenakan jilbab itu dikabarkan mendapat perlakuan perundungan dari salah satu oknum guru matematika.

Siswi itu diketahui adalah putri dari seorang pengusaha asal Miri, Agung Purnomo.

Agung meminta pihak sekolah dan pemerintah Kabupaten Sragen segera bertindak dan tidak membiarkan kasus perundungan yang menimpa putrinya berlarut-larut.

Ia meminta sekolah dan Pemkab memberikan kepastian dan jaminan anaknya akan bisa diterima dengan baik. Sebab jika dibiarkan maka akan memberi rasa trauma.

Pihaknya juga menyayangkan acara Roots Day yang digelar oleh pihak sekolah yang menurutnya terkesan tak menyelesaikan permasalahan yang di alami putrinya.

“Deklarasi anti perundungan dan kekerasan dinilai tidak ada solusi bagi saya. Saya berharap ada solusi yang dibahas dalam ruang tertutup dengan melibatkan pihak sekolah. Yang penyelesaian secara kekeluargaan demi menciptakan kenyamanan dan perkembangan prestasi sekolah maupun siswa siswi,” ujar Agung kepada wartawan, Selasa (8/11/2022).

Baca Juga :  Teror Menjelang Masa Tenang Pilkada Sragen 2024: Muncul Spanduk Provokatif di Gondang, Sidoharjo, dan Sragen Kota

Sementara, Kepala SMAN 1 Sumberlawang, Suranti Tri Umiatsih menjelaskan bahwa kabar dugaan perundungan tersebut hanya terkerucut dari bapak ibu guru.

Menurutnya ada hikmah besar dari kejadian tersebut.

“Kita harus introspeksi lagi untuk pelaksanaan di lapangan seperti yang diharapkan, setelah adanya ini, juga ada hikmah besar,” paparnya.

Suranti juga bakal mengevaluasi mengingat sekolah SMA N 1 Sumberlawang adalah sekolah penggerak.

“Kita diamanahi sama orang tua untuk mendidik anak selama di sekolah menjadi kewajiban kami, semaksimal mungkin bapak ibu mengajar sesuai poksinya, memaksimalkan waktunya, kebetulan sekolah kami sekolah penggerak yang harus mengoptimalkan bakat istimewa anak,” jelasnya.

Pada deklarasi lawan bullying tersebut, lebih lanjut Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sumberlawang, Suranti Tri Umiatsih para murid melakukan tanda tangan serentak di papan.

Harapannya, tidak ada lagi aksi bullying di sekolah. Dinilai Suranti, saat ini banyak pengaruh buruk yang memengaruhi para anak untuk melakukan bullying. Dua di antaranya adalah pergaulan dan media sosial.

Baca Juga :  Kampanye Terbuka Paslon 02 Sigit-Suroto di Sragen Libatkan Banyak Anak-anak, Bawaslu Langsung Beri Peringatan Melalui Pembawa Acara di Panggung

“Tak dipungkiri perubahan zaman digital saat ini, Jadi harapan kami ini menjadi pemahaman bagi anak-anak mengenai bullying. Sebab, kita perlu berikan pemahaman sedari dini agar bisa menghindari dan meningkatkan kepedulian,” imbuhnya. Wardoyo