JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Gerusan Sungai Mungkung Makin Mengganas, Warga Satu Kampung di Jetak Sragen Resah

Kondisi bantaran Sungai Mungkung di wilayah Dukuh Mungkung, Desa Jetak, Sidoharjo yang terus amblas digerus arus sungai dan mengancam nasib ratusan warga di kampung itu. Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ratusan warga di bantaran Sungai Mungkung tepatnya di Dukuh Mungkung, Desa Jetak, Kecamatan Sidoharjo, dilanda keresahan.

Pasalnya, lahan pekarangan mereka sudah banyak amblas tergerus arus sungai.

Mereka pun mendesak Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) selaku pemegang otoritas pengelolaan Sungai Mungkung, segera turun tangan membuat tanggul atau talud di bantaran.

Gerusan yang terjadi setiap debit sungai meluap itu kini bahkan makin mengarah ke permukiman warga. Lahan yang tergerus juga terus bertambah hingga mencapai 50 meter dari bibir sungai.

Pantauan JOGLOSEMARNEWS.COM Senin (21/12/2022), kondisi bantaran yang amblas terjadi di sepanjang wilayah Dukuh Mungkung.

“Iya sekarang pada resah, karena tanah pekarangan warga di tepi sungai yang amblas tergerus sudah ada 50 meter dari sungai. Warga khawatir karena semakin menggerus ke permukiman,” papar Yanto, salah satu warga kepada JOGLOSEMARNEWS.COM .

Menurutnya, gerusan abrasi itu hampir terjadi setiap hujan deras yang memicu sungai meluap.

Baca Juga :  Dua Kali Panen Padi Melimpah Dan Harga Jual Tinggi, Pemerintah Desa Bedoro Sragen Akan Menggelar Sholawat Bersama Habib Syech Bin Abdul Qadir Assegaf. Bentuk Rasa Syukur Pada Allah

Wilayah terdampak paling parah berada di tiga RT di Dukuh Mungkung yang notabene berada di sepanjang aliran sungai.

“Kalau hujan deras, warga was-was dan resah. Karena pasti sungai meluap dan arusnya menggerus bantaran pekarangan warga. Ada yang amblasnya sudah 50 meter dari sungai,” urainya.

Kades Jetak, Siswanto tidak menampik kondisi gerusan di bantaran Sungai Mungkung di wilayahnya yang makin mengkhawatirkan.

Menurutnya, gerusan kini memang sudah banyak menghanyutkan pekarangan warga hingga jarak 50 meter dari bibir sungai.

Dari tiga RT itu, total ada sekitar 150 lebih kepala keluarga (KK) dengan penduduk lebih dari 150 orang. Selain itu ada tanah kas desa yang juga berada di bantaran dan ikut terdampak gerusan sungai.

“Iya memang benar. Warga di Dukuh Mungkung yang tinggal di bantaran memang sudah menyampaikan keresahan mereka. Karena arus sungai yang meluap tiap hujan deras, makin menggerus ke permukiman dan kampung. Ada 3 RT yang dekat dengan bantaran. Warga khawatir kalau tidak segera ada penanganan, pekarangan makin amblas dan mengancam rumah-rumah permukiman,” ujarnya.

Baca Juga :  Tingkatkan Pembangunan Desa Toyogo Sragen, Blesscon Kucurkan Dana CSR

Atas kondisi itu, pihaknya dan warga mendesak BBWSBS segera memberi solusi untuk mencegah meluasnya agar gerusan sungai tak terus meluas.

Menurutnya, solusi yang bisa dilakukan adalah dengan membuat talud ata UU bronjong pada bantaran sungai.

Jika tidak ditalud, bantaran akan terus amblas tergerus arus sungai yang selalu meluap acap kali diguyur hujan deras.

“Harapan kami, BBWSBS yang memiliki kewenangan terhadap Sungai Mungkung segera bertindak membuat talud atau bronjong. Kalau tidak, kasihan warga kami. Satu kampung, 3 RT di dekat sungai yang terancam dan resah karena tanah pekarangannya terus amblas tergerus sungai,” tegasnya.

Siswanto yang juga Ketua Forum Komunikasi Kepala Desa (FKKD) Kabupaten Sragen itu juga berharap Pemkab melalui dinas terkait, turut membantu mendorong BBWSBS dan kementerian terkait agar segera tergerak mengatasi persoalan di bantaran Sungai Mungkung tersebut.

“Karena ini sudah darurat dan mengancam permukiman warga satu kampung,” tandasnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com