SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati akan mengumpulkan semua tenaga pendidik dalam waktu dekat.
Langkah itu dilakukan menyusul maraknya bullying atau perundungan di dunia pendidikan Sragen akhir-akhir ini.
Oleh karena itu, Bupati Yuni memandang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sragen perlu mengevaluasi semua guru di Sragen untuk diberikan pemahaman tentang perundungan.
“InsyaAllah nanti segera semua guru akan kita kumpulkan kita berikan pemahaman tentang bullying ini,” paparnya, Jumat (11/11/2022).
Bupati menekankan pentingnya menjaga situasi kenyamanan siswa-siswi dalam belajar di sekolah maupun di rumah. Selain itu, perundungan atau bullying yang terjadi di dunia pendidikan menjadi tanggung jawab seluruh warga sekolah.
“Karena kalau merasa tidak nyaman, pada akhirnya siswa malah tidak mau sekolah. Jika kenyamanan dapat diciptakan oleh pihak sekolah, maka siswa-siswi yang belajar akan merasa nyaman dan senang menempuh pendidikan di tempat Ia bersekolah,” ucapnya.
Bupati juga mengapresiasi acara Deklarasi Sekolah Anti Perundungan dan Kekerasan yang diselenggarakan oleh SMA Negeri 1 Sumberlawang belum lama ini.
Menurutnya setiap anak memiliki keistimewaan sendiri-sendiri. Ia meminta guru atau teman tak buru-buru menghakimi hanya karena seorang anak tidak bisa melakukan kegiatan yang dilakukan anak seusianya.
“Jangan buru-buru menghakimi. Jangan pula membanding-bandingkan anak, karena ketika hidupnya penuh dengan kalimat ‘si A saja sudah bisa begini, kok kamu nggak bisa’ akan membuat anak tertekan,” ungkap Bupati.
Bupati berharap apa yang telah dideklarasikan oleh seluruh warga SMA Negeri 1 Sumberlawang itu bisa dilaksanakan dengan baik, supaya dapat mewujudkan sekolah yang benar-benar anti terhadap perundungan dan kekerasan.
“Sekarang kita jaga, dan dipastikan tidak terjadi lagi di sekolah manapun. Karena kegiatan ini merupakan contoh yang baik, mudah-mudahan ini bisa menjadi percontohan untuk sekolah-sekolah lainnya agar tidak terjadi perundungan dan tetap semangat dalam belajar,” harap Yuni.
Bupati mengakui menjadi guru di era dengan kemajuan teknologi dan sosial media tidak mudah.
Terkadang guru bermaksud membina dan mengingatkan siswa, namun belum tentu caranya dianggap benar dan bisa diterima oleh siswa.
“Ditegur dikira bullying, kalau dibentak katanya tidak ramah anak. Tapi kalau didiamkan saja, dikira kurang perhatian. Saya ingatkan, kewajiban seorang guru adalah menyampaikan apa yang benar. Dan pada era ini kegiatan belajar membutuhkan kreativitas dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan kemajuan teknologi,” terangnya. Wardoyo
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.















