JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Internasional

Covid-19 Diduga Akibatkan Kematian Lebih dari 5.000 Orang Per Hari di China

Pandemi Covid-19 masih terjadi
ilustrasi virus Corona
ย ย ย 

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM โ€“ Ketika pandemi Covid-19 secara umum sudah mereda, di negara China belakangan ini justru terjadi lonjakan yang memakan korban tak sedikit.

Di negeri tirai bambu itu, lebih dari 5.000 orang mungkin meninggal setiap hari akibat Covid-19.

Menurut perkiraan perusahaan data kesehatan Airfinity seperti dilansir Reuters Jumat (23/12/2022), ini berlawanan dengan data resmi dari Beijing tentang gelombang terbaru Covid-19 di negara itu.

Perusahaan yang berbasis di Inggris itu mengatakan, telah menggunakan pemodelan berdasarkan data regional China untuk menghasilkan angka yang juga menempatkan infeksi harian saat ini di China mencapai lebih dari satu juta kasus.

โ€œPerkiraannya sangat kontras dengan data resmi yang melaporkan 1.800 kasus dan hanya tujuh kematian resmi selama seminggu terakhir,” kata Airfinity dalam sebuah pernyataan.

Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters. Pada Kamis dilaporkan tidak ada kematian Covid-19 baru dan 2.966 kasus gejala lokal baru untuk 21 Desember.

Seorang pejabat senior Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada Rabu bahwa China mungkin sedang berjuang untuk mempertahankan penghitungan infeksi Covid-19 karena mengalami lonjakan kasus yang besar.

 

Pelonggaran tiba-tiba kebijakan nol-COVID oleh China menyusul protes warga, telah meningkatkan kekhawatiran global akan infeksi yang meluas di antara populasi yang rentan dan kurang divaksinasi.

China telah menghentikan pengujian massal dan tidak lagi melaporkan kasus tanpa gejala.

Airfinity mengatakan analisis risiko kematiannya menunjukkan antara 1,3 hingga 2,1 juta orang dapat meninggal dalam wabah COVID di China saat ini. Analisis oleh kelompok pemodelan lain juga memperkirakan sebanyak 2,1 juta kematian.

Airfinity memperkirakan gelombang tersebut dapat mencapai dua puncak dengan 3,7 juta sehari pada pertengahan Januari di wilayah di mana kasus saat ini meningkat dan 4,2 juta sehari pada Maret di provinsi lain.

Kasus saat ini meningkat paling cepat di Beijing dan provinsi selatan Guangdong, kata perusahaan itu.

Menurut situs webnya, pada 2020 ia membangun “platform analisis dan intelijen kesehatan Covid-19 khusus pertama di dunia yang sekarang menjadi sumber tepercaya para pembuat keputusan dan media secara global.”

Minggu ini, seorang pakar medis terkemuka China mengatakan hanya kematian yang disebabkan oleh pneumonia dan gagal napas setelah tertular Covid-19 yang akan diklasifikasikan sebagai disebabkan oleh virus corona.

Kepala Vaksin dan Epidemiologi Airfinity Dr Louise Blair mengatakan perubahan ini “berbeda dengan negara lain yang mencatat kematian dalam jangka waktu tes positif (dan) dapat mengecilkan tingkat kematian yang terlihat di China.”

www.tempo.co

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com