Beranda Umum Nasional Diharamkan MUI Sumut, Begini Sejarah Manusia Silver

Diharamkan MUI Sumut, Begini Sejarah Manusia Silver

Potret manusia silver yang diamankan Satpol PP di Sukoharjo / foto : instagram @satpolppkabsukoharjo

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Majelis Ulama Indonesia Sumatera Utara (Sumut) menganggap pekerjaan sebagai seniman manusia silver adalah haram.

Keputusan MUI tersebut dengan alasan manusia silver dinilai mengganggu ketertiban umum dan terkesan membahayakan diri sendiri.

Lalu, sebenarnya bagaimana asal mula kemunculan manusia silver tersebut?

Manusia silver atau yang biasa dipanggil dengan silven man, kini banyak kita lihat di sudut – sudut kota hingga di tiap persimpangan jalan. Banyak yang merasa risih namun ada pula yang merasa tertarik dengan kehadiran mereka.

Mengutip dari elib.unikom.ac.id, dulunya manusia silver ini berasal dari kelompok masyarakat yang melabeli diri mereka dengan nama komunitas ‘Silver Peduli’. Komunitas ini mulai terbentuk dan muncul di Kota Bandung sejak awal tahun 2012. Akibat aksi tersebut banyak masyarakat Bandung maupun pengunjung yang tertarik melihat mereka.

Mereka memiliki semboyan tersendiri yakni “Berawal dari meminta, lalu memberi”. Beberapa lokasi di Kota Bandung menjadi tempat mereka untuk beraksi dan menghimpun dana untuk anak yatim piatu yang belum memperoleh bantuan dari pemerintah.

Baca Juga :  Jokowi Wira-wiri Jakarta-Solo Sibuk Jadi “Timses”?  Kemarin "Suntik" Luthfi di Solo, Kini Giliran ke Jakarta "Suntik" Ridwan Kamil

Meskipun demikian aksi ini tidak ditujukan untuk ‘menentang’ pemerintahan yang berlangsung, namun hanya untuk misi kemanusian, yang mana sebagai makhluk sosial sudah seharusnya saling membantu antar sesama.

Tak hanya meminta sumbangan, aksi manusia silver juga dilakukan untuk merayakan momen kemerdekaan. Awalnya mereka tidak langsung mengecat tubuh mereka dengan warna perak seperti saat ini, mereka mencoba melumuri tubuh mereka dengan berbagai warna seperti emas, biru, merah, hijau maupun warna lainnya. Namun penggunaan warna selain perak, ternyata memiliki dampak yang tidak baik untuk tubuh seperti gatal – gatal maupun alergi, sehingga warna perak dipilih karena lebih aman bila dibandingkan warna lainnya.

Saat ini, seperti yang sedang disorot MUI misi yang dibawa manusia silver sudah berbeda. Manusia silver meminta – minta dijalanan untuk kepentingan pribadi. Bahkan tak hanya orang dewasa, anak – anak hingga bayi juga ikut di cat dengan warna silver untuk menarik simpati pengguna jalan agar mau memberi uang. 

Baca Juga :  Kemenaker Tengah Mengkaji Kewajiban Sritex Terhadap Karyawannya, Jika Sampai Terjadi PHK

www.tempo.co