SOLO, JOGLOSEMARMEWS.COM – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menginstruksikan agar sekolah-sekolah NU di Jawa Tengah mencetak baliho bergambar foto Gibran Rakabuming Raka bersama petinggi NU lain.
Diketahui, baliho tersebut dicetak sebagai dukungan kegiatan Porseni tingkat nasional NU yang diadakan dalam rangka harlah seabad NU di Solo, Januari 2023 mendatang.
Wakil Ketua Umum PBNU, Nusron Wahid tidak menjawab secara gamblang terkait instruksi pencetakan baliho bergambar foto Gibran bersama petinggi NU tersebut ada kaitannya dengan dukungan langkah politik Gibran tahun 2024 mendatang.
Namun demikian, Nusron mengakui ada pembicaraan politik dengam putra sulung Presiden Jokowi tersebut saat melakukan kunjungan ke Balaikota Solo, Senin (19/13/2022).
“Pembicaraan soal politik (dengan Gibran) mengalir. Politik mengalir saja, bukannya soal apa, karena (Pak Gibran) kan orangnya bagus, wajahnya bagus, nasabnya bagus. Mudah-mudahan ke depan kita doakan bagus derajatnya,” paparnya.
Disinggung terkait obrolan politik mengarah pada dukungan Gibran maju dalam Pilgub DKI ataupun Pilgub Jateng 2024 mendatang, Nusron mengisyaratkan telah memberikan dukungan publik. Salah satunya melalui instruksi pencetakan baliho dengan gambar foto Gibran bersama petinggi NU lain tersebut.
“Ini kan dalam rangka public support (untuk Gibran). Kami di NU menginstruksikan agar ada baliho di sekolah-sekolah (NU) di Jawa Tengah untuk sukseskan Porseni NU di Solo. Di Jawa Tengah sendiri ada ribuan sekolah. Tapi ternyata Pak Gibran tidak berkenan fotonya dipasang. Namun karena sudah terlanjur dicetak ya ndak papa daripada cetak lagi,” ujarnya.
Menanggapi hal itu, Gibran mengatakan tidak berhak mengatur penyelenggara kegiatan. Meskipun dirinya menolak ada fotonya dalam baliho Porseni NU, dia tidak bisa berbuat apapun untuk mencegah pemasangan baliho.
Namun demikian, Gibran memastikan telah melarang semua kepala OPD untuk memasang foto dirinya dengan alasan apapun. Dia menganggap hal itu tidak ada fungsinya.
“Kalau untuk kegiatan saya manut penyelenggaranya saja, saya kan ndak bisa mengatur. Kalau di Solo saya sudah melarang kepala OPD untuk memasang foto saya. Ra perlu wae, ora ono fungsine juga (tidak ada fungsinya),” tegasnya. Prihatsari