SEMARANG, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kapolda Jawa Tengah (Jateng) , Irjen Pol Ahmad Luthfi meminta masyarakat Jateng tak merayakan malam tahun baru secara berlebihan.
Imbauan tersebut disampaikan Kapolda Jateng terkait terkait potensi cuaca ekstrem di akhir tahun 2022 ini.
Ahmad Luthfi mengharap masyarakat tidak menyalakan kembang api saat pergantian tahun.
“Kami imbau kepada masyarakat agar tidak mengadakan pesta perayaan tahun baru yang berlebihan. Menyalakan kembang api dan lain-lain juga tidak usah dilakukan.”
“Cukup merayakan dengan berdoa bersama keluarga di tempat-tempat yang telah ditentukan,” ungkap Ahmad Luthfi, Kamis (29/12/2022), dikutip dari laman Polri.
Kapolda Jateng menjelaskan sebanyak 16.780 personel TNI dan Polri yang melakukan pengamanan ke sejumlah titik yang telah ditentukan.
“Terkait pengamanan tetap dilakukan seperti operasi Lilin Candi. Jadi, artinya bahwa perayaan tahun baru menjadi bagian dari operasi Lilin Candi.”
“Ada 16.780 personel TNI/Polri yang hingga kini belum ditarik. Jadi, perayaan ini memang luar biasa. Kami harapkan tidak ada gangguan yang mencolok,” terang Ahmad Luthfi.
Mantan Kapolresta Surakarta mengatakan telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk terus bersama-sama melakukan sinergisitas membantu dan melayanani masyarakat dalam situasi cuaca buruk saat ini.
Potensi Hujan di Jawa Tengah saat Tahun Baru
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi Jawa Tengah termasuk dalam wilayah yang berpotensi turun hujan saat momen Tahun Baru1 Januari 2023.
Sebagian wilayah Indonesia berpotensi diguyur hujan dengan intensitas yang bervariasi dari ringan hingga lebat.
Dikutip dari laman BMKG, Jawa Tengah bersama Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara berpotensi hujan intensitas lebat hingga sangat lebat dapat terjadi mulai tanggal 30 Desember 2022.
Potensi hujan tersebut dapat berlanjut hingga 1 Januari 2023 dini hari.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyebut selain Jabodetabek, daerah yang perlu diwaspadai terjadi hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat adalah Banten bagian barat dan selatan, Jawa Barat bagian tengah dan utara, Jateng bagian utara, Jawa Timur bagian utara, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), serta Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Dasar pertimbangan dari masih signifikannya potensi cuaca ekstrem tersebut adalah karena masih teridentifikasi aktifnya beberapa fenomena dinamika atmosfer yang dapat memicu peningkatan curah hujan,” ujarnya.