Beranda Umum Internasional Di China Covid-19 Masih Menggila, 90 Persen Penduduk di Provinsi Terpadat Ketiga...

Di China Covid-19 Masih Menggila, 90 Persen Penduduk di Provinsi Terpadat Ketiga Terinveksi

Ilustrasi grafik kasus covid-19. Pixabay

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pandemi Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lainnya memang telah mereda dan boleh dikata “selesai”, namun belum di China.

Bahkan, hampir 90 persen orang di Henan yang merupakan provinsi terpadat ketiga di China telah terinfeksi Covid-19.

Menurut seorang pejabat tinggi setempat pada Senin (9/1/2023), tingginya kasus Covid-19 terjadi saat China sedang berjuang melawan lonjakan kasus yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Kan Quancheng, direktur komisi kesehatan untuk provinsi Henan tengah, mengatakan pada konferensi pers bahwa per 6 Januari 2023, tingkat infeksi Covid-19 di provinsi itu adalah 89,0 persen.

Dengan populasi 99,4 juta, angka tersebut menunjukkan sekitar 88,5 juta orang di Henan sekarang mungkin telah terinfeksi.

Kunjungan ke klinik demam memuncak pada 19 Desember, menurut Kan.

“Setelah itu tren menunjukkan penurunan yang berkelanjutan,” ujarnya.

China sedang berjuang melawan lonjakan kasus menyusul keputusan negara ini bulan lalu yang mencabut penguncian, karantina, dan pengujian massal selama bertahun-tahun.

Penguncian wilayah telah memukul ekonomi China dan memicu protes nasional yang jarang terjadi.

Di tengah lonjakan kasus yang tinggi, Beijing bertekad melanjutkan pembukaannya kembali. Pada hari Minggu Beijing mencabut karantina wajib untuk semua kedatangan internasional dan membuka perbatasannya dengan kota selatan Hong Kong yang semi-otonom.

Infeksi diperkirakan akan melonjak bertepatan dengan perayaan Tahun Baru Imlek akhir bulan ini.

Jutaan orang akan melakukan perjalanan dari kota-kota besar untuk mengunjungi kerabat lanjut usia yang rentan di pedesaan.

Sebelum libur Imlek data resmi menunjukkan 34,7 juta orang melakukan perjalanan domestik pada hari Sabtu, naik lebih dari sepertiga dibandingkan tahun lalu, menurut media pemerintah.

Data resmi menunjukkan pekan lalu bahwa hanya 120.000 orang telah terinfeksi dan 30 orang meninggal sejak China melonggarkan pembatasan Covid-19 pada awal Desember.

Dengan dihapuskannya kebijakan nol-Covid dan dibukanya kembali perbatasan, media pemerintah China menyebut bahwa hidup kembali bergerak.

“Hidup bergerak maju lagi!” tulis surat kabar resmi Partai Komunis, People’s Daily.

Dalam editorialnya, surat kabar itu memuji kebijakan virus dari pemerintah pada Minggu malam yang katanya telah beralih dari mencegah infeksi menjadi mencegah penyakit parah.

“Hari ini, virusnya lemah, kita lebih kuat.”

Kantor berita pemerintah China, Xinhua mengatakan, negara itu telah memasuki “fase baru” dalam menanggapi pandemi Covid-19.

Pejabat tinggi kesehatan China dan media pemerintah telah berulang kali mengatakan infeksi Covid memuncak di seluruh negeri dan mengecilkan ancaman yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut.

“Sungguh melegakan bisa kembali normal. Kembali ke China, turun dari pesawat, naik taksi dan pulang,” kata Michael Harrold (61).

Harrold mengatakan dia telah mengantisipasi bila harus melakukan karantina dan beberapa kali pengujian ketika dia berangkat ke Eropa untuk liburan Natal pada awal Desember.

Jumlah penerbangan juga meningkat pesat. Stasiun TV negara, CCTV melaporkan pada hari Minggu bahwa penerbangan langsung dari Korea Selatan hampir terjual habis meski Covid-19 di China sedang tinggi.

Namun Korean Air mengatakan bahwa berencana meningkatkan penerbangan ke China karena sikap hati-hati Seoul terhadap pelancong China.

www.tempo.co

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.