Beranda Daerah Kemenaker Diduga Tak Dilibatkan dalam Pembuatan Perppu Cipta Kerja

Kemenaker Diduga Tak Dilibatkan dalam Pembuatan Perppu Cipta Kerja

Presiden Partai Buruh Said Iqbal memberikan keterangan dalam aksi buruh di sekitar Istana Negara, Jakarta, Rabu (12/10/2022). Apabila enam tuntutan demo buruh tidak diperhatikan pemerintah, Saiq mengklaim akan ada aksi mogok buruh dalam skala nasional / tempo.co

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) diduga tidak dilibatkan dalam pembuatan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) tentang Cipta Kerja.

Dugaan itu disampaikan oleh Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, yang mengaku sebelumnya sempat menanyakan perihal tersebut ke Kemenaker.

Said mengatakan sebelum Perppu diterbitkan pihaknya sempat menanyakan pihak Kemenaker.

“Mereka sendiri bingung Isi Perppu-nya belum dapat. Saya enggak tahu yah alasannya apa,” kata Said dalam konferensi pers secara virtual, Senin (2/1/2023).

Karenanya, Said menganggap bahwa Kemenaker tak dilibatkan dalam pembahasan Perppu tersebut.

“Dengan demikian kami berasumsi kalau gak tahu isi Perppu, yah berarti gak dilibatkan dalam pembahasan,” ujar dia.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menerbitkan peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 2 tahun 2022 tentang Cipta Kerja sebagai pengganti Undang-Undang Cipta Kerja.

Menkopolhukam Mahfud MD menjelaskan bahwa penerbitan Perppu 2 tahun 2022 tersebut murni karena alasan mendesak sebagaimana putusan MK Nomor 138/PUU/VII/2009.

“Karena ada kebutuhan yang mendesak ya kegentingan memaksa untuk bisa menyelesaikan masalah hukum secara cepat,” kata Mahfud di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (30/12/2022).

Baca Juga :  Modus Mau Memborong untuk Hajatan, Pasutri di Jakbar Ini Gasak Uang Pedagang Bakso

Mahfud mengatakan, terdapat 3 alasan penerbitan Perppu dalam putusan tersebut, yakni mendesak, ada kekosongan hukum maupun upaya memberikan kepastian hukum. Tiga alasan tersebut dinilai cukup untuk menerbitkan Perppu nomor 2 tahun 2022.

 

“Oleh sebab itu pemerintah memandang ada cukup alasan untuk menyatakan bahwa diundangkannya Perppu Nomor 2 Tahun 2022 ini didasarkan pada alasan mendesak seperti tadi disampaikan oleh Bapak Menko Perekonomian yaitu misalnya dampak perang Ukraina ya yang secara global maupun nasional mempengaruhi negara-negara lain termasuk Indonesia,” Kata Mahfud.

 

Menurut Mahfud pemerintah perlu mengambil langkah cepat dan strategis untuk mengantisipasi potensi ancaman inflasi, ancaman stagflasi, krisis multisektor, masalah suku bunga, kondisi geopolitik serta krisis pangan.

 

Langkah strategis tersebut tidak bisa menunggu perbaikan UU Cipta Kerja sebagaimana yang diperintahkan MK 25 November lalu.

 

“Oleh sebab itu langkah strategis diperlukan dan untuk memenuhi syarat langkah strategis bisa dilakukan maka Perpu ini harus dikeluarkan lebih dulu Itulah sebabnya kemudian hari ini tanggal 30 Desember Tahun 2022 presiden Sudah menandatangani Perpu nomor 2 tahun 2022 tentang Cipta kerja,” pungkas Mahfud.

Baca Juga :  Bayi Perempuan 6 Bulan Tewas Usai Dibanting Ayah, Polisi Ungkap Kronologi

www.tribunnews.com

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.