JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Sapi Mati Korban LSD di Cepoko Terus Bertambah, 40 Lainnya Terpapar. Kades: Ngeri Dagingnya Hitam dan Busuk

Ilustrasi warga menyiapkan lubang untuk memakamkan sapi yang mati mendadak secara misterius. Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Wabah penyakit virus LSD (Lumpy Skin Disease) yang menjangkiti hewan ternak sapi di Sragen makin mengganas di Desa Cepoko, Kecamatan Sumberlawang.

Tak hanya jumlah kasusnya yang meningkat, angka kematian juga bertambah. Satu lagi sapi milik warga mati setelah sebelumnya terjangkit LSD dengan gejala muncul banyak benjolan, lumpuh hingga kemudian mati mengenaskan.

“Ada tambah satu lagi sapi yang mati kemarin. Jadi total 2 sapi yang mati. Kalau sapi yang kena jumlahnya juga makin banyak,” papar Kades Cepoko, Ngadiman kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Kamis (19/1/2023).

Ia menyampaikan sapi yang mati itu adalah milik Tugiyem warga Dukuh Jaten RT 21, dan terbaru milik Mbah Seno warga Dukuh Cokeran RT 14.

Baca Juga :  Paguyuban Sahabat Dangkel Bagikan Paket Sembako di Bulan Ramadhan 1445 H Untuk Masyarakat Miskin dan Kurang Mampu Hingga Anak Yatim di Sragen, Kades Purwosuman: Paguyuban Yang Kompak dan Solid Membantu Warga

Kedua sapi mati dengan gejala sama didahului munculnya benjolan di sekujur tubuh, tubuh mengurus, lumpuh hingga kemudian mati.

Sementara, jumlah sebaran kasus LSD di Cepoko sendiri sudah menjangkiti 14 RT dengan total sapi terkena ada 40 ekor.

Kades menyebut wabah LSD ini sangat ganas dan cepat sekali menyebar. Hal itu yang membuat warga pemilik ternak sapi makin was-was.

“Karena kalau satu kandang itu ada satu ekor kena, yang lain pasti ketularan dan nularnya sangat cepat,” urainya.

Kurang Responsif 

Kondisi itu sebenarnya sudah dilaporkan ke dinas melalui kecamatan. Setelah itu memang sudah ada tindakan penyuntikan vaksin dari dinas melalui petugas.

Baca Juga :  Viral Mobil Rusak Usai Minum Dexlite di Sragen, SPBU: Bukan Abal-abal, Tapi Karena Terkontaminasi Air

Namun ia meminta dinas lebih proaktif dan gencar melakukan penanganan dan pencegahan agar sapi yang terserang tak semakin banyak dan yang mati tak terus bertambah.

“Kurang greget, dinas mestinya segera turun massif mengecek, melakukan pencegahan, penanganan secepatnya agar serangan ini segera mereda. Karena kemarin hanya ngecek-ngecek lalu sebagian disuntik. Padahal penyakitnya nyebarnya sangat cepat sekali. Kalau lamban begini bisa-bisa semua sapi kena,” imbuhnya.

Kades menyebut sapi yang mati langsung dikubur. Sebab benjolan yang muncul jika pecah mengeluarkan bau busuk. Daging sapi yang mati LSD pun juga busuk.

“Mengerikan pokoknya mas. Dagingnya menghitam dan baunya busuk,” tandasnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com