
SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kabar pembacokan dan penganiayaan terhadap salah satu korban kecelakaan tabrak lari yang juga warga PSHT asal Karanganyar, Kordiyanto (21) Kamis (2/2/2023) dinihari kembali menguak fakta mengejutkan.
Tak hanya menyebar hoaks, si pembonceng yang juga korban luka dalam kecelakaan itu, Topik Mulia Pradana ternyata saat kejadian juga diketahui dalam kondisi mabuk dan positif pil koplo.
Fakta itu diungkap Kapolres Sragen, AKBP Piter Yanottama saat menggelar konferensi pers di Mapolres kemarin.
Kapolres menyatakan dengan tegas bahwa kabar pembacokan itu tidak benar dan hanya hoax semata yang disebar Topik.
“Dari korban setelah diajak olah TKP dilakukan pemeriksaan banyak kesimpangsiuran. Ternyata setelah dilakukan tes urine dia positif menggunakan pil koplo dan malamnya juga mengkonsumsi miras,” paparnya.
Akibat pengaruh koplo dan mabuk miras itulah pada saat malam jalan memasuki Sragen, kedua korban sudah dalam kondisi tidak stabil.
Mereka mengendarai motor pun juga dalam keadaan tak stabil. Akhirnya terjadilah kecelakaan ditabrak oleh mobil Avanza warna silver yang kemudian mobil penabrak kabur.
“Setelah dilakukan pemeriksaan dengan bukti-bukti yg diperoleh akhirnya tadi Mas Topik sudah minta maaf atas apa yang sudah dia sebarkan ke grup-grup sedulur PSHT semua bahwa itu tidak benar. Bahwa tidak ada penganiayaan, tidak ada pembacokan, dan tidak ada orang keluar dari mobil mengeroyok,” tandas Kapolres.
Pernyataan hoax telah terjadi pembacokan, penganiayaan pasca kecelakaan itu langsung disampaikan oleh korban laka lantas selamat, yang juga telah menebar hoax yakni Topik Mulya Pradana bersamaan konferensi pers tersebut.
Saat menyampaikan permohonan maaf atas kesalahannya menebarkan berita bohong tersebut, Topik juga didampingi oleh Ketua Cabang PSHT P 17 Sunarto, Wakil Ketua 1 Ari, serta Ketua PSHT P 16 Suwarto wakil ketua Solikhin serta Joko selaku Sekretaris PSHT.
“Fakta ini harus diketahui oleh masyarakat bahwa terkait informasi adanya pembacokan, penganiayaan oleh perguruan tertentu, atau menyebut nama tertentu itu tidak benar, yang benar adalah peristiwa tabrak lari murni kecelakaan lalu lintas. Sehingga atas kejadian ini kami akan fokus mencari keberadaan mobil tersebut untuk mencari orang yang melakukan tabrak lari tersebut, “ ujar Kapolres.
Isu penganiayaan serta pembacokan, sengaja diedarkan oleh Topik lantaran merasa kesal akan peristiwa yang menimpa adiknya, hingga meninggal dunia tersebut.
- Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
- Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
- Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
- Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com