Beranda Daerah Solo Fraksi PKS: Gibran Perlu Belajar Komunikasi Politik Pada Pendahulunya, FX Hadi Rudyatmo

Fraksi PKS: Gibran Perlu Belajar Komunikasi Politik Pada Pendahulunya, FX Hadi Rudyatmo

FX Hadi Rudyatmo dan Gibran Rakabuming Raka / Sumber: tempo.co / kolase: Suhamdani

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Dua tahun kepemimpinan Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka mendapat catatan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Salah satunya, PKS menilai kurangnya komunikasi politik dalam pengambilan kebijakan yang dilakukan oleh Gibran dirinya menjabat walikota.

Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Solo, Asih Sunjoto Putro mengungkapkan, Gibran perlu belajar dari mantan Walikota Solo sebelumnya, yakni FX Hadi Rudyatmo mengenai komunikasi politik dalam mengambil kebijakan.

“Selama dua tahun memimpin jalannya pemerintahan di Kota Surakarta, mengenai komunikasi politik dalam pengambilan kebijakan Walikota Surakarta masih kurang baik. Oleh karena itu, mas Walikota Gibran Rakabuming Raka perlu belajar kepada Walikota Surakarta yang dulu, FX Hadi Rudyatmo,” katanya melalui keterangan tertulis, Sabtu (25/2/2023).

Hal tersebut dinilai agar komunikasi politik bisa berjalan secara baik dan kebijakan yang diambil tidak menimbulkan polemik. Salah satu kebijakan Gibran yang dinilai menimbulkan polemik yakni menaikkan NJOP PBB hingga 400 persen.

“Beberapa waktu yang lalu menjadikan polemik di masyarakat Kota Surakarta. Meskipun akhirnya kebijakan tersebut dicabut. Hal tersebut menjadi contoh bagaimana kebijakan yang diambil belum menunjukkan komunikasi yang baik,” katanya.

Baca Juga :  Belajar Perspektif dari Bangunan Bersejarah, Mahasiswa DKV ISI Surakarta Jalani UAS di Museum Radyapustaka

Adanya komunikasi politik yang tidak efektif, lanjut Asih, Gibran dirasa kurang fokus pada pembangunan berbasis kesejahteraan masyarakat.

Menurutnya, Berdasarkan data Surakarta dalam angka tahun 2022 yang dirilis BPS Surakarta menunjukkan Angka kemiskinan pada tahun 2020 sebesar 9,03 persen dan pada tahun 2021 naik sebesar 9,4 persen.

“Capaian ini masih berada di bawah target RPJMD pada tahun 2021 ditargetkan sebesar 8,62 persen dan target pada 2022 sebesar 8,25 persen,” ucapnya.

Dirinya menilai, dua tahun ini Gibran masih fokus pada pengerjaan infrastruktur fisik. Sedangkan non fisik masih banyak dikeluhkan.

“Dalam sisi non fisik, masih banyak keluhan seperti tergusurnya pedagang di Taman Satwa Taru Jurug yang sampai saat ini tergusur dengan adanya Solo Safari, atau polemik pembangunan Sentra mebel beberapa waktu yang lalu,” jelasnya.

Baca Juga :  Peringati Hari Disabilitas Internasional, KAI Commuter Gelar Solo Inclusive Run

Dirinya memberikan masukan agar ada perbaikan dalam komunikasi politik dengan semua stakeholder. Serta ke depan harus diperbaiki agar pembangunan kesejahteraan rakyat menjadi perhatian dan masalah kemiskinan bisa diselesaikan dan capaian sesuai target RPJMD yang telah ditetapkan. Ando

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.