Beranda Daerah Wonogiri Cara Deteksi Penyakit Ginjal Kronis, Perhatikan Air Kencing

Cara Deteksi Penyakit Ginjal Kronis, Perhatikan Air Kencing

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Mau tahu cara deteksi penyakit ginjal kronis?

Untuk diketahui cara deteksi penyakit ginjal kronis ini sangat penting. Mengingat gejala penyakit ginjal kronis sering kali tidak terasa di awal.

Namun seringkali pasien mengeluhkan sakit ginjal setelah di stadium lanjut.

Perlu deteksi dini agar penyakit ginjal bisa terdeteksi di stadium awal untuk mencegah terjadinya gangguan ginjal kronis.

Melansir kemkes.go.id, Jumat (10/3/2023) perwakilan dari Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) Wachid Putranto mengatakan gejala dari penyakit ginjal kronis seringkali tanpa gejala. Munculnya gejala terjadi pada stadium yang sudah lanjut biasanya sudah stadium 4 atau stadium 5.

”Ini yang menyebabkan pentingnya kita mengetahui cara deteksi penyakit ginjal dari dini. Jangan sampai pasien sudah ada gejala baru periksa kemudian ternyata sudah stadium lanjut,” ujar Wachid Putranto.

Perlu diketahui cara deteksi penyakit ginjal dari dini adalah melalui air kencing. Harus waspada bila air kencing berbusa, berwarna merah saat buang air kecil, atau pada pemeriksaan didapatkan adanya hipertensi.

Baca Juga :  Cara Menghasilkan Uang dari Meta AI WhatsApp, Peluang Baru di Era Digital

Untuk pencegahan terutama harus menerapkan pola hidup sehat. Hal yang sangat penting adalah menghindari minum obat sembarangan seperti obat anti nyeri atau obat asam urat tanpa resep dokter.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Eva Susanti, mengatakan prevalensi penyakit ginjal kronis pada umur di atas 15 tahun berdasarkan diagnosis dokter di tahun 2018 sebesar 3,8 per mil atau 739.2008 jiwa.

Jumlah tersebut paling tinggi terjadi pada rentang usia 65 sampai 74 tahun, kemudian diikuti usia lebih dari 75 tahun ke atas, dan usia 55 sampai 64.

Pengobatan untuk penyakit tidak menular ini menyebabkan pembiayaan yang tinggi, dan untuk penyakit ginjal menghabiskan anggaran sekitar Rp1,9 triliun lebih.

Provinsi yang paling tertinggi ada di Kalimantan Utara, diikuti Maluku, kemudian Sulawesi Utara. Sementara yang terendah kasus penyakit ginjal kronis ada di Sulawesi Barat, diikuti Banten, kemudian Riau.

Penyakit ginjal kronis merupakan suatu kerusakan ginjal baik struktural maupun fungsional yang terjadi sudah lebih dari 3 bulan dan berlangsung progressive atau semakin lama semakin memburuk.

Baca Juga :  Belanja Pegawai Wonogiri Habiskan Setengah APBD, Padahal Aturannya Maksimal 30 Persen, Solusinya?

Dengan obat apapun seseorang yang sudah didiagnosis sebagai penyakit ginjal kronis tetap suatu saat akan memburuk atau stadiumnya akan terus naik dari stadium 1 sampai 5. Pada stadium 5 pasien harus menjalani cuci darah atau terapi pengganti ginjal. Aris Arianto