BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Harga sayuran, utamanya bunga kol kini melambung. Yaitu dari harga semula Rp 8 ribu/kg naik menjadi Rp 12 ribu/kg. Ini terjadi lantaran banyak petani gagal panen akibat hujan abu Merapi.
“Stok di pasaran kosong jadi harganya naik. Banyak petani yang gagal panen akibat hujan abu Merapi,” ujar Herman, salah satu petani asal Dukuh Ngadirojo, Desa Stabelan, Kecamatan Selo.
Ditemui wartawan pada Jumat (17/3/2023), dia sedang sibuk mencuci bunga kol di depan rumahnya. Bunga kol tersebut adalah sisa panen yang masih bisa diselamatkan. Bunga kol tersebut masih diselimuti abu vulkanik.
“Jadi bunga kol harus dicuci bersih sebelum dijual, katanya”
Setelah bersih, sayuran itu lalu ditiriskan diatas anyaman bambu atau widik. Hanya saja, kondisi bunga kol tersebut tak sesegar biasanya. Ya, abu vulkanik membuat warna bunga kol menguning. Jika terus dibiarkan, maka bunga kol menjadi busuk di ladang.
“Warnanya menghitam, kalau sudah seperti itu ya tidak bisa dipanen,” lanjutnya
Herman mengaku, hanya 30-an persen tanaman bunga kolnya yang bisa selamat. Sisanya, membusuk dan tidak bisa dijual.
“Kenaikan harga terjadi sejak seminggu yang lalu. Ya harga naik karena stok gak ada. Banyak yang gagal panen.”
- Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
- Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
- Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
- Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com