JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Menderita diare memang sangat tidak nyaman. Seseorang harus bolak-balik ke toilet untuk buang air besar, dengan feses yang cair atau berair.
Diare berdampak pada cepat kehilangan cairan atau dehidrasi. Jika tidak segera mendapat pengobatan, diare bisa menyebabkan efek yang lebih parah.
Gejala dehidrasi antara lain kelelahan, selaput lendir yang kering, peningkatan denyut jantung, sakit kepala ringan, rasa haus meningkat, dan mulut kering. Mengutip Healthline, orang mengalami diare karena beberapa kondisi.
Penyebab diare
- Infeksi virus termasuk rotavirus, norovirus, dan gastroenteritis virus
- Infeksi bakteri, termasuk Salmonella dan E. coli
- Infeksi parasit
- Penyakit usus
- Ketakmampuan menerima laktosa
- Reaksi obat
Rotavirus salah satu penyebab umum diare akut secara global. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, infeksi itu menyebabkan sekitar 40 persen pasien rawat inap anak di bawah 5 tahun.
Di Amerika Serikat, orang mengalami diare karena keracunan dari bahan makanan yang terkontaminasi. Menurut CDC, setiap tahun ada hampir 48 juta penyakit diare yang tersebab makanan yang terkontaminasi.
Diare kronis gejala dari kondisi yang lebih parah seperti sindrom iritasi usus besar atau radang. Diare yang sering dan parah bisa menjadi tanda penyakit atau gangguan fungsi usus. Kondisi diare sebaiknya tak diabaikan, karena berisiko jika gejala berlanjut.
Segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami beberapa kondisi ini, dikutip WebMD.
- Ada darah saat diare atau feses berwarna hitam
- Demam tinggi di atas 38,3 Celsius lebih dari 24 jam
- Diare tak membaik selama dua hari
- Mual atau muntah
- Nyeri perut bagian kanan bawah atau belakang
- Mengalami diare setelah kembali dari negara lain.