SLEMAN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Korban penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) di Kabupaten Sleman masih terus bertambah.
Sampai saat ini, setidaknya tercatat sebanyak 11 ekor sapi mati akibat penyakit tersebut. Demikian catatan dari Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman.
Sampai saat ini, penyakit infeksius pada kulit sapi itu angka kasusnya masih terus bertambah.
Sampai saat ini, data menunjukkan, LSD di Sleman telah menyerang 809 ternak, dimana 13 sapi sudah berhasil disembuhkan dan 784 ternak kondisinya sakit.
Kemudian, ada satu ternak dipotong paksa dan 11 ekor mati.
“(Yang mati) sapi semua. Kebanyakan pada sapi potong,” terang Kepala Bidang Peternak, Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman , drh. Nawangwulan, Sabtu (4/3/2023).
Dari total 809 kasus yang ditemukan, 778 di antaranya suspek sedangkan 31 ekor dinyatakan positif LSD berdasarkan uji lab Polymerase Chain Reaction (PCR).
Kasus LSD di Sleman telah menyebar di seluruh Kapanewon.
Kasus tertinggi ada di Kapanewon Moyudan dengan 138 kasus, disusul Sleman 128 kasus dan Minggir 114 kasus.
Pengendalian kasus LSD ini terus diupayakan Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman.
Di antaranya, melalui komunikasi informasi dan edukasi kepada para peternak baik perorangan maupun di kandang kelompok untuk mewaspadai penularan penyakit yang ditandai munculnya bentol-bentolan kecil di sekitar leher dan disertai nafsu makan ternak berkurang.
Peternak diminta untuk melakukan gerakan kebersihan kandang, minimal seminggu sekali demi mencegah terjadinya penularan melalui vektor pembawa virus LSD seperti nyamuk, lalat maupun caplak.
Peternak juga diminta segera melapor kepada petugas Poskeswan apabila ada ternak yang bergejala LSD. Hal ini agar segera dilakukan pengobatan.
Selain itu, DP3 Kabupaten Sleman juga telah menggencarkan penyuntikan vaksin LSD.
“Vaksinasi sudah 1.657 dosis,” terangnya.
Sejak kasus pertama ditemukan tanggal 23 Desember 2023, sampai saat ini dilaporkan juga sudah ada 13 ekor sapi LSD di Kabupaten Sleman dinyatakan sembuh.
Kepala DP3 Sleman , Ir Suparmono sebelumnya menyampaikan, kesembuhan kasus LSD ditetapkan berdasarkan hilangnya gejala klinis yang timbul.
Seperti nafsu makan ternak sudah membaik dan tidak lagi ditemukan bentolan-bentolan di sekitar kulit ternak.
“Sedangkan peneguhan dengan (uji) laboratorium belum dilakukan. (Karena) terkait dengan ketersediaan anggaran yang terbatas,” kata dia.