SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Dalam upaya menjaga dan melestarikan warisan budaya bangsa dalam penerapan kurikulum merdeka. Senin (20/3/23) Siswa – siswi SMA Negeri 1 Sumberlawang, Sragen eksplor wisata New Gunung Kemukus serta kenalkan projek kearifan lokal batik.
Salah satunya adalah “Batik Ciprat atau Lukis Kearifan Lokal Gunung Kemukus” merupakan salah satu hasil karya siswa siswi SMA Negeri 1 Sumberlawang yang berkolaborasi dengan Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta (UNS).
SMA Negeri 1 Sumberlawang yang saat ini menjadi salah satu sekolah penggerak. Projek kearifan lokal yang sengaja dilaksanakan di kawasan New Gunung Kemukus tersebut.
Disampaikan, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sumberlawang, Suranti Tri Umiatsih selain meksanakan penerapan pembelajaran kurikulum merdeka juga bertujuan membantu pemerintah dalam mempromosikan wisata keluarga new kemukus.
“Ini merupakan salah satu kegiatan pembelajaran dari rangkaian sekolah penggerak, anak – anak juga melombakan desain batik, proses membatik bahkan sampe dengan mencerikan makna dari desain batik itu sendri.
Tak hanya disitu, guna mengenalkan karya batik dari para siswa melaksanakan lomba fation show,” papar Suranti Tri Umiatsih disela – sela kegiatan projek kearifan lokal.
Selain menerapkan pembelajaran kurikulum merdeka, projek kearifan lokal diharapakan dapat tertanam nilai – nilai karifan lokal dan mendorong siswa dapat mengenal potensi – potensi yang ada di Kabupaten Sragen.
“Kita mendorong siswa untuk bisa menggali potensi potensi di Sragen, serta mengajarkan siswa tentang kewirausahaan.
Apalagi batik ini salah satu budaya indonesia, maka batik ciprat ini merupakan. salah satu kolaborasi batik tradisional dengan dari apasaja yang ada di wisata new kemukus,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Dispora) Wahyu Aji, mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh SMA Negeri 1 Sumberlawang, salah satunya dengan mengenalkan produk batik yang saat ini menjadi andalan Kabupaten Sragen
“Perkembangan batik ini sudah luar biasa, yang dulu anak muda masih enggan mengenal batik. Adanya rasa cinta pembutan batik di tingkat sekolah dapat mendorong perkembangan batik,” jelasnya.
Huri Yanto