JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Wonogiri

Waduh, Beda Data Jadi Kendala Penanganan Stunting, Mau Pakai Sistem yang Mana?

Bupati Wonogiri
Bupati Wonogiri Joko Sutopo alias Jekek. Joglosemarnews.com/Aris Arianto
   

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Hingga kini beda data menjadi kendala penanganan stunting. Hal ini terjadi di Kabupaten Wonogiri.

Untuk diketahui terdapat dua sistem aplikasi gizi yang berbeda. Yakni elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPBGM) dan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dari Kementerian Kesehatan.

Lantaran beda sistem dan pencatatan terjadi pula beda data stunting.

Keruan saja beda data ini membuat penanganan stunting terkendala.

Bupati Wonogiri Joko Sutopo alias Bupati Jekek, kedua aplikasi itu menggunakan instrumen dan metodologi yang berbeda. Sehingga menghasilkan data berbeda pula.

Karena itu, data yang muncul dari kedua sistem aplikasi itu justru membuat rancu dan membingungkan.

Bupati Wonogiri Joko Sutopo mencontohkan, kasus stunting Wonogiri sesuai E-PPBGM sekitar 10,07 persen.

Baca Juga :  Spirit Sekolah Kuncara, Menggema saat Halalbihalal di Girimarto Wonogiri

Sedangkan stunting Wonogiri yang dihasilkan dari SSGI mencapai 18 persen.

“Ini menjadikan bingung. Hal seperti ini yang perlu dimintai kepastian,” kata Bupati Wonogiri Joko Sutopo, Senin (13/3/2023).

Menurut Bupati Wonogiri Joko Sutopo alias Bupati Jekek, harus ada kepastian instrumen dan metodologi agar mampu menunjukkan kondisi riil di lapangan. Misalnya seperti apa kondisi kesehatan bayi di bawah dua tahun (baduta), bagaimana ibu hamilnya dan sebagainya.

Bupati Wonogiri Joko Sutopo alias Bupati Jekek mempertanyakan mana yang menjadi acuan data.

Walau begitu, Bupati Jekek mengatakan, pihaknya lebih memfokuskan untuk membangun optimisme kepada seluruh perangkat kerja dan stakeholder agar dapat mengolaborasikan anggaran penanggulangan stunting.

Baca Juga :  Launching Film Lembah Manah Asli Karangtengah Wonogiri, Apik dan Epik Meski Low Budget Crew dan Peralatan Terbatas

Tahun ini, total anggaran yang dikucurkan untuk penanggulangan stunting di Wonogiri mencapai Rp 16 miliar. Pemkab menggunakan program Cinta Mutiara Keluarga untuk memetakan potensi stunting.

Melalui program tersebut, Pemkab Wonogiri mengklaim dapat memonitor dan memetakan kasus stunting. Mulai dari status ibu hamilnya, jumlah ibu hamil berisiko tinggi, jumlah baduta kurang gizi, hingga potensi stunting-nya.

Data tersebut dapat dilihat by name by address. Dengan metode Cinta Mutiara Keluarga, kasus stunting Wonogiri hanya 8 persen atau sekitar 1.600 anak.

“Kita fokus saja mengolaborasikan anggaran supaya ada kebijakan yang terkonvergensi. Itu yang harus kami dorong. Semoga nanti ada perbaikan sistem yang baku,” jelas Bupati Wonogiri Joko Sutopo. Aris Arianto

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com